Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Direktur dan CEO Supreme Energy Nisriyanto mengatakan pihaknya belum tertarik untuk ikut lelang Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Nage, Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Nisriyanto berasalan pihaknya ingin fokus pada WKP yang telah dipegang izin pengelolaannya seperti WKP Gunung Rajabasa, WKP Rantau Dedap dan WKP Muara Laboh.
“Supreme saat ini masih fokus di dalam pengusahaan 3 WKP yang dikelola saat ini,” kata Nisriyanto saat dihubungi, Minggu (19/5/2024).
Saat ini, kata Nisriyanto, perseroannya masih melakukan persiapan untuk memulai eksplorasi WKP Gunung Rajabasa. Sementara dua WKP lainnya, telah masuk masa operasi.
"Namun, kami masih tetap melalukan evaluasi untuk mendukung operasi dan potensi untuk pengembangan lebih lanjut,” kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan terdapat tujuh badan usaha yang berminat mengkaji data WKP Nage.
Baca Juga
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengatakan minat kaji data itu menjadi sinyal positif untuk lelang yang saat ini dibuka kembali untuk WKP Nage.
“Hal ini memberikan keyakinan sinyal positif dari beberapa badan usaha yang menyatakan keberminatan dan akan mengikuti tender WKP Nage,” kata Eniya saat dihubungi, Minggu (19/5/2024).
Eniya mengatakan WKP Nage itu terbilang menarik untuk dikembangkan bagi investor lantaran harga listrik panas bumi untuk wilayah NTT yang terbilang kompetitif.
Apalagi, Eniya menambahkan, rencana kapasitas pengembangan WKP Nage pada lelang kali ini ditingkatkan ke level 40 megawatt (MW) berdasarkan cadagangan terduga sebesar 46 MW hasil pengukuran dan analisis geosains Badan Geologi.
Awalnya, peningkatan kapasitas pengembangan blok panas bumi itu dipatok di level 20 MW. Sebelumnya, Kementerian ESDM kembali melelang WKP Nage dengan luasan konsesi mencapai 10.410 hektare (Ha). Dengan perincian, 2.083,85 Ha merupakan hutan produksi, 825,78 Ha bagian dari hutan produksi dapat dikonversi dan sisanya merupakan area penggunaan lain sekitar 7.500,37 Ha.
Cadangan terduga di WKP Nage itu mencapai 46 MWe dengan perkiraan temperatur reservoir 284 derajat Celsius. Sementara rencana pola pengusahaan berupa hulu dan hilir atau total project.
Lelang ini kembali dibuka pada 30 April 2024 lalu sampai dengan 31 Mei 2024. Sebelumnya, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGE) memilih mundur dari penawaran WKP Nage pada periode lelang sebelumnya akhir Desember 2022.
Saat itu, PGEO beralasan WKP Nage, lapangan hasil goverment drilling, masih berisiko dan keekonomian lapangan belum menarik untuk perseroan.
"Terdapat beberapa faktor dari sisi risiko maupun keekonomian yang menjadi pertimbangan sehingga perseroan tidak menindaklanjuti penawaran tersebut," kata Sekretaris Perusahaan PGE Kitty Andhora, Selasa (17/10/2023).