Bisnis.com, JAKARTA – Pengusaha minuman ringan membidik pertumbuhan penjualan berkisar 5 persen hingga 10 persen pada tahun ini. Momen lebaran menjadi salah satu pendorongnya.
Ketua Umum Asosiasi Industri Minuman Ringan (Asrim) Triyono Pridjosoesilo mengatakan pada umumnya pasar lebaran dapat memenuhi 30 persen kinerja tahunan industri. Dia pun mengatakan sepanjang tahun lalu penjualan minuman ringan tumbuh sekitar 7 persen. Meski demikian, volume produksinya belum kembali ke masa sebelum pandemi.
"Harapan kami sih tahun ini kami bisa paling tidak mencoba balik ke 2019, artinya mungkin kita perlu mengejar di atas lima persen, lima sampai 10 persen," kata Triyono kepada Bisnis, Selasa (12/4/2022).
Adapun, volume produksi diharapkan juga naik signifikan mengikuti proyeksi penjualan. Pada tahun lalu, volume produksi minuman ringan tercatat sebesar 6,4 miliar liter, cenderung stagnan dibandingkan 2020.
Dengan volume produksi 2019 sebesar 8 miliar liter, maka pertumbuhan yang perlu dikejar pada tahun ini sebesar 24,24 persen. Angka ini naik dari proyeksi produksi sebelumnya pada Januari 2022 sebesar 7 miliar liter. Aktivitas masyarakat yang semakin longgar dan bergeliat menjadi pendorongnya.
Sejalan proyeksi pertumbuhan produksi dan penjualan, utilitas kapasitas juga ditarget naik menjadi 80 persen hingga 90 persen, dibandingkan tahun lalu 60 persen sampai 80 persen.
Triyono juga menjelaskan sempat terjadi penurunan permintaan bulanan pada Januari dari posisi puncak musim akhir tahun pada Desember 2021. Namun, dua bulan jelang Lebaran, baik produksi maupun serapan minuman ringan ke pasar sudah mulai bergeliat.
"Kalau kami bisa memenuhi target sekitar lima sampai 10 persen, utilitas bisa mencapai 80-90 persen," katanya.