Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenhub Sarankan Maskapai Cari Pembiayaan dari Non-Bank

Kemenhub mendukung maskapai mencari pembiayaan dari lembaga keuangan bank non-bank maupun lessor dari dalam negeri.
Bandara Hang Nadim, Batam. /batam-airport.com
Bandara Hang Nadim, Batam. /batam-airport.com

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mendukung dan mengupayakan agar maskapai dapat mencari pembiayaan dari lembaga keuangan bank non-bank maupun lessor dari dalam negeri pasca pandemi untuk berinvestasi menambah pesawat baru.

Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto mengatakan pandemi Covid-19 telah memberikan dampak langsung bagi maskapai penerbangan. Pergerakan penumpang merosot tajam menjadi hanya 36 persen dari total pergerakan penumpang pada masa normal sepanjang 2020.

Tak hanya itu, pandemi Covid-19 telah berdampak kepada maskapai yang tidak bisa membayar biaya sewa sesuai dengan jadwal yang disepakati. Beban finansial maskapai tersebut menjadi utang yang belum dapat dibayarkan sehingga para lessor melakukan penarikan atau bahkan melarang terbang pesawat.

Melihat kondisi tersebut, Novie menjelaskan tentunya pembiayaan keuangan dari bank dan non-bank atau bahkan lessor dalam negeri diperlukan untuk menjawab apabila terdapat peningkatan kapasitas jumlah pesawat yang diperlukan pasca-pandemi Covid-19.

“Kami mendukung upaya INACA dan Kadin untuk mencari solusi pembiayaan dan leasing oleh bank dan lembaga keuangan non bank maupun lessor dalam negeri pada masa mendatang,” ujarnya, Kamis (11/11/2021).

Saat ini, papar Novie, porsi pengadaan pesawat melalui skema sewa dari lessor luar negeri di Indonesia masih besar. Novie menjelaskan sebanyak 75 persen pesawat di Indonesia dengan kategori Air Operator Certificate (AOC) 121 didatangkan dengan skema sewa pesawat udara atau lease agreement. Sementara itu untuk kategori AOC 135, terdapat sebanyak 38 persen dari total armada.

Sementara itu, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mencermati ada sejumlah hal yang mesti diperhatikan oleh sektor transportasi udara ketika memasuki realitas baru pasca-pandemi.

Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid mengatakan banyak perusahaan penerbangan yang sudah masuk ke dalam kebangkrutan. Hal ini menjadi tantangan bagi semua pihak dan pemerintah supaya bisa memberikan dukungan insentif, sehingga industri perhubungan udara bisa berkembang kembali ke masa sebelum pandemi.

Arsjad yakin apabila dapat menyiapkan diri dengan baik pemulihan di sektor ini bisa cepat pulih pasca-pandemi. Semua perusahaan memulai kembali dengan posisi keadaan keuangan yang dihadapi. Namun tentunya juga secara komersial harus tetap menjunjung tinggi soal keamanan.

“Oleh karena itu, secara komersial perlu ada pemikiran bagaimana membangun satu produk dan pengalaman yang baru karena dengan pandemi yang dihadapi adalah dunia baru industri. Kita mesti dipikirkan secara komersial the new pricing, tarif yang fleksibel dan bahkan yang terbaik. Perlu dilihat kembali dalam penataan industri secara komersial,” jelasnya.

Tak hanya itu, penting bagi industri ini untuk membangun otomatisasi untuk mengurangi biaya secara langsung.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper