Bisnis.com, JAKARTA — Maskapai penerbangan lokal belum tertarik untuk menyewa pesawat Boeing. Salah satu pertimbangannya adalah perihal efisiensi operasional.
Direktur Utama Pelita Air Dendy Kurniawan mengungkapkan pihaknya masih akan fokus pada operasional armada Airbus dan belum melirik Boeing untuk menggantikan pesawat-pesawatnya.
Sampai saat ini pun, pihaknya juga belum ada pembicaraan maupun rencana untuk pembelian Boeing.
“Kami fokus untuk Airbus dulu dan belum melihat merk lain, supaya lebih efisien & simple dalam beroperasi,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (27/8/2025).
Untuk diketahui, saat ini PT Pelita Air Service (PAS) mengoperasionalkan armada Airbus A320 untuk mengangkut penumpang domestik, maupun penerbangan internasional perdananya ke Singapura, beberapa waktu lalu.
Berbeda dengan Garuda Indonesia yang memang sejak sebelum Covid-19 sudah teken kontrak pembelian 50 pesawat Boeing 777. Dalam hal ini, Dave enggan berkomentar soal kabar pembelian tersebut.
Baca Juga
Sebelumnya, Comercial Marketing Managing Director Boeing for Asia Pacific (APAC) Dave Schulte memprediksikan Indonesia masih membutuhkan 600 unit pesawat agar angka departing seats per capita dapat setara dengan rata-rata negara di Asia Tenggara serta mendukung pertumbuhan ekonomi.
Dave menyampaikan bahwa saat ini rata-rata ada sekitar 0,4 kursi per kapita yang berangkat dari Indonesia.
Membandingkan dengan Malaysia dengan angka 1,83, sementara rata-rata di Asia Tenggara adalah sekitar 0,65 kursi per kapita. Sedangkan Thailand, Vietnam, dan Singapura memiliki angka yang sangat tinggi, masing-masing sebesar 1,18, 0,65, dan 6,97. Pasalnya, angka tersebut tidak sejalan dengan jumlah penduduk Indonesia yang hampir 300 juta penduduk—jauh lebih besar dari Singapura maupun Malaysia.
“Jika kita ingin meningkatkan jumlah kursi per kapita di Indonesia hingga rata-rata Asia Tenggara, itu berarti bahwa melakukannya secara instan akan membutuhkan sekitar 600 pesawat baru untuk masuk ke Indonesia dalam waktu dekat,” ungkapnya dalam Commercial Market Outlook (CMO) 2025 di kantor Boeing Indonesia, Rabu (27/8/2025).
Mengingat, Indonesia memang memiliki armada dengan jumlah terbesar, tetapi juga tertua karena rata-rata umur pesawat 14,4 tahun dan hanya 5% dari total pesawat yang merupakan generasi baru.
Sementara armada-armada baru dari Boeing seperti 737 Max maupun 777X dengan keandalan tinggi serta efisiensi operasional yang mendukung dapat menurunkan tarif pesawat yang cukup tinggi di Indonesia. Alhasil, lalu lintas penumpang di Indonesia pun juga dapat tumbuh.
“Semoga pesawat generasi baru dapat membantu meningkatkan efisiensi maskapai penerbangan, yang pada gilirannya akan membantu posisi penumpang dalam hal tarif penerbangan,” lanjutnya.