Bisnis.com, JAKARTA - Neraca perdagangan Indonesia diperkirakan melanjutkan tren surplus yang tinggi pada September 2021.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan surplus neraca perdagangan pada September 2021 sebesar US$3,89 miliar atau sekitar Rp55,62 triliun.
Posisi surplus tersebut turun jika dibandingkan dengan posisi surplus pada Agustus 2021 yang mencapai rekor tertinggi, sebesar US$4,74 miliar.
Josua menjelaskan, kinerja ekspor pada September 2021 tetap solid, dipengaruhi oleh kenaikan harga komoditas ekspor, di antaranya batubara dan CPO, masing-masing naik sebesar 9,5 persen dan 3,46 persen secara bulanan.
“Sementara itu, dari sisi volume ekspor juga diperkirakan meningkat sejalan dengan peningkatan aktivitas manufaktur dari negara mitra dagang utama Indonesia seperti China dan India,” katanya kepada Bisnis, Kamis (14/10/2021).
Dia memperkirakan, kinerja ekspor pada September 2021 akan tumbuh sebesar 51,57 persen secara tahunan.
Baca Juga
Sementara, pada periode yang sama kinerja impor diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 49,2 persen secara tahunan.
Josua mengatakan, kinerja impor tersebut masih akan didorong oleh peningkatan impor bahan baku dan barang modal.
“Impor bulan September juga menunjukkan peningkatan sejalan dengan peningkatan aktivitas manufaktur domestik yang kembali berada dalam fase ekspansif,” jelasnya.
Adapun, neraca perdagangan Indonesia terus mencatatkan nilai positif sejak Mei 2020.
Neraca perdagangan Indonesia pada Januari-Agustus 2021 mencatat surplus US$19,17 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun 2020 sebesar US$10,96 miliar.