Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan ada perusahaan Rusia yang berminat berinvestasi di sektor mineral dan batu bara (minerba) Indonesia.
Dirjen Minerba Tri Winarno mengatakan, pihaknya telah menerima kunjungan perusahaan Rusia itu di Jakarta, pekan ini. Namun, dia tak merinci nama perusahaan asal Negeri Beruang Merah itu.
Tri hanya mengatakan bahwa perusahaan itu berminat melakukan eksplorasi di sektor minerba Indonesia. Menurutnya, perusahaan itu masih mencari peluang di Indonesia.
"Any mineral. Jadi cuma peluang saja nanya peluang. Nikel OK, batu bara OK, emas OK, kan nanya boleh," ucap Tri di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (7/8/2025).
Minat perusahaan Rusia untuk berinvestasi di sektor energi Indonesia telah muncul sejak Presiden Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Juni 2025 lalu.
Namun saat itu, Rusia baru berminat untuk berinvestasi di sektor minyak dan gas bumi (migas) RI. Rusia disebut ingin menjajaki peluang kerja sama untuk mengerjakan proyek eksplorasi dan produksi gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG).
Baca Juga
Dalam kesempatan terpisah, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan, para pengusaha Rusia itu bisa saja bekerja sama untuk mengembangkan sumur idle maupun mengelola sumur baru.
Dia menilai Rusia merupakan negara yang memiliki teknologi mumpuni. Oleh karena itu, kolaborasi dengan Negeri Beruang Merah itu bisa menjadi peluang yang saling menguntungkan.
Bahlil pun lantas menekankan bahwa Indonesia tak hanya menganut azas politik bebas aktif, tetapi juga ekonomi bebas aktif. Artinya, RI bisa bekerja sama dengan negara mana saja, termasuk Rusia.
Bagi Bahlil, hal ini penting. Sebab, Rusia masih menjadi negara yang dikenakan sanksi ekonomi oleh Amerika Serikat (AS). Karena itu, sah-sah saja Indonesia bekerja sama dengan negara yang dijatuhi sanksi oleh AS.
"Sekali lagi, Indonesia menganut asas politik bebas aktif, tapi juga dalam konteks ekonomi menganut asas ekonomi bebas aktif. Artinya, kita tidak terikat pada satu negara manapun, selama itu menguntungkan dan sama-sama menguntungkan," tutur Bahlil dalam acara Jakarta Geopolitical Forum IX/2025 Lemhannas RI, Selasa (24/5/2025) lalu.
Asal tahu saja, relasi Indonesia-Rusia telah terjalin kuat lewat kolaborasi di sektor energi, mulai dari di migas, batu bara, ketenagalistrikan, energi baru dan terbarukan (EBT), serta efisiensi energi.
Salah satunya, rencana pembangunan kilang minyak dan kompleks petrokimia di Jawa Timur. Model kolaborasi ini diharapkan pemerintah Indonesia menjadi pijakan bagi proyek-proyek migas masa depan, sekaligus menyuntikkan investasi teknologi tinggi ke dalam industri nasional.