Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tekan Biaya Logistik, Kemenhub Lakukan Efisiensi Arus Transportasi

Kemenhub berupaya menekan biaya logistik dengan melakukan efisiensi terhadap sektor transportasi yang memberi kontribusi hingga 40 persen.
Truk logistik melewati jalan tol di Tb Simatupang, Jakarta, Rabu (28/4/2021).   Implementasi standar Euro 4 akan menguntungkan para pemilik kendaraan niaga dan logistik, termasuk Isuzu. Selain kian hemat BBM, kendaraan juga makin mudah perawatannya. /Bisnis.com
Truk logistik melewati jalan tol di Tb Simatupang, Jakarta, Rabu (28/4/2021). Implementasi standar Euro 4 akan menguntungkan para pemilik kendaraan niaga dan logistik, termasuk Isuzu. Selain kian hemat BBM, kendaraan juga makin mudah perawatannya. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat bahwa 40 persen komponen biaya logistik berasal dari transportasi, sehingga sangat berpengaruh apabila terjadi hambatan.

Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati menyebut peranan transportasi memang penting untuk mendukung kelancaran distribusi logistik. Kalau kemudian ada inefisiensi dalam transportasi, biaya logistik akan meningkat.

"Pemerintah terus berupaya untuk menekan biaya logistik dengan terus mengefisiensikan konektivitas transportasi logistik itu sendiri sehingga bisa membantu memotong rantai pasokan yang dapat membenani biaya logistik," katanya dikutip dari kanal Youtube Kemenhub, Rabu (21/7/2021).

Menurut Adita, pergerakan barang atau distribusi logistik merupakan salah satu upaya yang bisa mendukung pemulihan perekonomian di Indonesia akibat pandemi Covid-19.

Guna membantu mewujudkan hal tersebut, dia mengatakan bahwa Kemenhub menerapkan beberapa strategi dengan tujuan turut menekan biaya logistik di Tanah Air.

Pertama, dengan mengembangkan sistem transportasi yang terintegrasi dengan kawasan industri. Pasalnya, begitu simpul transportasi terletak jauh dari pusat atau kawasan industri, tentu akan dibutuhkan waktu yang lebih lama dan otomatis biaya logistiknya juga akan lebih tinggi.

"Kedua, membangun integrasi antarmoda untuk transportasi angkutan logistik. Artinya, setelah barang tiba di pelabuhan, kita harus kirimkan sampai ke konsumen. Proses menuju kesana tentu harus dilanjutkan dengan moda transportasi lain," jelasnya.

Lebih lanjut Adita menjelaskan, integrasi antarmoda ini dibutuhkan khususnya di wilayah tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan (3TP) agar komoditas yang dikirimkan betul-betul tersampaikan pada masyarakat yang ada di puncak gunung ataupun di dalam hutan.

"40 persen komponen biaya logistik itu berasal dari transportasi. Oleh karena itu ketika transportasi pun tidak berjalan lancar, otomatis biaya logistik akan naik. Tentu juga harus ada konektivitas transportasinya dari yang dulunya mungkin dengan kapal harus bisa kemudian dilanjutkan dengan bus atau truk, dilanjutkan lagi kalau memang di daerah yang sulit dijangkau dengan pesawat terbang," imbuhnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rahmi Yati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper