Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani Bilang Kelola APBN 2022 Ibarat Mengemudi Kapal di Tengah Ombak Besar

Pasalnya, kondisi di dalam dan luar negeri masih penuh ketidakpastian.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan sambutan saat peluncuran progam penjaminan pemerintah kepada padat karya dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi nasional di Jakarta, Rabu (29/7/2020). Bisnis
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan sambutan saat peluncuran progam penjaminan pemerintah kepada padat karya dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi nasional di Jakarta, Rabu (29/7/2020). Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa pemerintah tahun depan masih mengelola anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) di tengah suasana ketidakpastian.

“Itu ibarat mengemudi sebuah kapal di tengah ombak yang besar,” katanya dikutip melalui akun Instagramnya, Rabu (9/6/2021).

Sri Mulyani menjelaskan bahwa meski menghadapi ombak besar, kapal harus tetap kuat, tidak bocor, fleksibel, dan memiliki tujuan serta arah yang jelas. Selain itu, mampu mengalkulasi ketahanan atas serangan badai tak terduga.

Kondisi inilah yang dilakukan pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam mengestimasi pertumbuhan ekonomi agar bisa dicapai dengan pertimbangan rasional dan berbagai kondisi dapat diterima.

“Walaupun sulit, tapi kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan diskal (KEM PPKF) 2022 merupakan faktor penting yang harus mampu memberikan rambu-rambu atau pedoman dalam menyusun rancangan APBN 2022,” jelasnya.

Sehari sebelumnya, pemerintah dan DPR menyetujui besaran asumsi dasar ekonomi makro serta target pembangunan dalam KEM PPKF 2022.

Angka asumsi makro yang telah disepakati yaitu pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen sampai 5,8 persen, inflasi 2 persen sampai 4 persen, nilai tukar rupiah pada kisaran Rp13.900 sampai Rp15.000 per dolar Amerika Serikat, dan suku bunga SBN 10 tahun 6,32 persen sampai 7,27 persen.

Sementara itu, untuk target pembangunan disepakati tingkat pengangguran terbuka sebesar 5,5 persen sampai 6,3 persen, tingkat kemiskinan 8,5 persen sampai 9 persen, rasio gini pada indeks 0,376 sampai 0,378 dan indeks pembangunan manusia 73,41-73,46.

Selain itu, ditetapkan pula indikator pembangunan yaitu nilai tukar petani pada kisaran 103-105 dan nilai tukar nelayan pada kisaran 104-106.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper