Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa pemerintah mendesain pemulihan ekonomi di tengah Covid-19 melihat dimensi gender dan masyarakat rentan. Dikaitkan dengan agama, ini adalah nilai keislaman.
“Covid-19 membuat masyarakat menghadapi restriksi dalam mobilitas. Ini memberi pukulan yang luar biasa bagi ekonomi masyarakat. Hal ini tentu memengaruhi dan menjadi beban yang luar biasa kepada kelompok yang rentan,” katanya pada agenda dengan tema Srikandi Ekonomi Syariah Bersinergi Mendukung Pemulihan Ekonomi, Rabu (21/4/2021).
Sri Mulyani menjelaskan bahwa mengatasi Covid-19, negara tidak hanya fokus pada kesehatan, tapi juga ekonomi, yaitu dalam bentuk bantuan sosial. Di dalamnya ada mulai dari program keluarga harapan hingga bantuan langsung tunai (BLT).
Semua ini dilakukan agar keluarga yang paling rentan mendapat dukungan dari pemerintah. Di balik itu, seluruh dukungan penanganan pandemi juga memiliki dimensi yang luar biasa kepada perempuan.
Program sembako atau BLT misalnya, menyasar kepada kepala keluarga perempuan. Tujuannya agar mereka yang memiliki tanggung jawab menjaga keluarganya bisa terus hidup dan anak-anaknya dapat mengenyam pendidikan.
“Kenapa dimensi perempuan atau masyarakat paling rentan itu penting? Karena ini menyangkut aspek keadilan. Apabila bicara ekonomi Islam berbasis syariah, maka nilai utama dari Islam adalah meuwujudkan keadilan, menjaga keadilan, dan mempraktekkan keadilan,” papar Sri Mulyani.
Baca Juga
Oleh karena itu, Sri Mulyani menuturkan bahwa pemerintah dalam mendesain pemulihan ekonomi nasional menggunakan landasan berpikir dan pendekatan aspek keadilan.
“Maka kita telah menjalankan nilai-nilai keislaman di dalam mendesain kebijakan pemulihan ekonomi,” ucapnya.