Bisnis.com, JAKARTA – PT Hutama Karya (Persero) tengah membangun Jalan Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat untuk mempermudah akses dari Medan ke Kawasan Pariwisata Strategis Nasional (KSPN) Danau Toba, Sumatra Utara.
Sebagai informasi, pembangunan jalan tol ini ditugaskan kepada tiga BUMN yaitu Hutama Karya, Jasa Marga dan anak perusahaan PT Waskita Karya (Persero) Tbk., yaitu PT Waskita Toll Road (WTR). Ketiganya membentuk Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yakni PT Hutama Marga Waskita (Hamawas) khusus untuk pembangunan Jalan Tol Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Parapat.
Hamawas menargetkan tol akan beroperasi penuh di tahun 2020 dengan masa konsesi selama 40 tahun, dengan pembangunan membutuhkan biaya investasi sekitar Rp13,4 triliun, termasuk biaya konstruksi sebesar Rp9,6 triliun.
Direktur Utama Hamawas Wikumurti mengatakan jalan tol ini akan terdiri dari enam seksi yaitu seksi 1 Tebing Tinggi-Indrapura (20,4 kilometer), seksi 2 Indrapura-Kuala Tanjung (18,05 kilometer), seksi 3 Tebing Tinggi-Sarbelawan (30 kilometer). Kemudian, seksi 4 Sarbelawan-Pematang Siantar (28 kilometer), seksi 5 Pematang Siantar-Seribudolok (22,3 kilometer) dan seksi 6 Seribudolok-Parapat (16,7 kilometer) serta terdapat Junction Tebing Tinggi sepanjang (7,9 kilometer).
“Jalan yang akan dilengkapi dengan tujuh buah Simpang Susun atau SS ini mendapatkan dukungan pembiayaan pemerintah guna meningkatkan tingkat kelayakan investasinya,” ujar Wikumurti, dalam siaran pers, Rabu (17/6/2020).
Lebih lanjut, dia menambahkan dukungan tersebut berupa pembangunan sebagian konstruksi jalan tol pada seksi 5 dan 6.
Baca Juga
Adapun, hingga Rabu (17/6/2020), progres kedua seksi tersebut masih dalam tahap pembebasan lahan. Sementara itu, Hamawas mengerjakan konstruksi pada seksi 1-4.
Adapun progres konstruksi seksi 1 Tebing Tinggi-Indrapura telah mencapai 67 persen, seksi 2 Indrapura-Kuala Tanjung mencapai 36 persen, seksi 3 Tebing Tinggi-Sarbelawan mencapai 41 persen dan seksi 4 Sarbelawan-Pematang Siantar mencapai 26 persen.
“Dalam pembangunannya, tol ini akan dilengkapi dengan serat fiber optic sehingga ke depan akan menjadi Smart Toll Way yang berimplikasi pada pengembangan smart plantation pada lokasi perkebunan sepanjang tol dan juga pengembangan smart city,” jelasnya.
Nantinya, setelah terhubung, jarak dari kota Medan menuju Danau Toba dapat ditempuh hanya dalam waktu sekitar 1,5 jam.
Selain itu, hadirnya tol ini akan memperbanyak aksesibilitas ke destinasi wisata di Sumatra Utara, sehingga mereka mempunyai banyak pilihan jalur transportasi mulai dari moda transportasi udara, laut, hingga darat.
“Lokasi tol yang strategis untuk angkutan logistik Pelabuhan Kuala Tanjung dan penghubung lokasi Wisata Danau Toba memberi peluang ketertarikan investor untuk pembiayaan Investasi kerjasama bagi hasil serta pengembangan kawasan sekitar jalan tol," katanya.
Untuk diketahui, jalan tol sepanjang 143,5 kilometer ini masih merupakan bagian dari pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) dan menjadi lanjutan dari Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (MKTT) sepanjang 61,72 kilometer.
Sebelumnya, jalan tol MKTT yang dibangun oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (Jasa Marga), tersebut telah rampung dan beroperasi penuh pada tahun 2019 serta terhubung dengan Jalan Tol Belawan-Medan-Tanjung Morawa (Balmera).
Hingga saat ini, Hutama Karya telah membangun JTTS sepanjang lebih kurang 588 kilometer dengan 368 kilometer ruas tol yang telah beroperasi secara penuh.