Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kekurangan Pesawat, Pengiriman Kargo Terlantar

Dia bercerita saat ini penerbangan kargo udara masih hanya melayani rute-rute jalur utama tapi jalur sekunder dan ke daerah remote tidak ada sama sekali pesawat kargo.
Ilustrasi - Aktivitas di sebuah pesawat kargo logistik./Bisnis-Istimewa
Ilustrasi - Aktivitas di sebuah pesawat kargo logistik./Bisnis-Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Pengiriman kargo udara diklaim mengalami penumpukan di bandara-bandara transit terutama yang menuju wilayah timur. Hal ini terjadi karena kurangnya pesawat yang melayani rute sekunder atau rute lanjutan menuju daerah tujuan kargo.

Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldi Ilham Masita mengatakan penumpukan terjadi di bandara-bandara transit karena tidak ada penerbangan yang melanjutkan sampai bandara tujuan.

"Contohnya di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar banyak penumpukan kargo untuk Palu, Kendari, Manado, juga Indonesia timur, demikian juga yang di Surabaya dan di Cengkareng, menumpuk kargo yang tujuan Sumatera dan Kalimantan," ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (28/4/2020).

Dia bercerita saat ini penerbangan kargo udara masih hanya melayani rute-rute jalur utama tapi jalur sekunder dan ke daerah remote tidak ada sama sekali pesawat kargo. Hal ini yang akhirnya membuat penumpukan.

Sementara itu, di jalur utama, jelasnya, jadwal pesawat pengangkut logistiknya tidak pasti karena lamanya proses di Kementerian Perhubungan untuk mengurus izin terbang. Daerah tujuan yang sulit pesawat kargo diantaranya dari Makassar tujuan ke Palu, Kendari, Sorong, dan Manado.

Penumpukan terangnya terjadi di Bandara Soekarno Hatta Jakarta untuk tujuan Kalimantan dan Sumatera, di Bandara Juanda Surabaya untuk tujuan ke Indonesia Timur serta di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar untuk tujuan Indonesia Timur.

"Kami sangat berterima kasih maskapai seperti Garuda dan Citilink langsung mengaktifkan pesawat kargo dengan mengonversi dari pesawat penumpang. Kami harapkan dukungan juga dari Kemenhub," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper