Bisnis.com, JAKARTA - Penyesuaian tarif tol berdasarkan kondisi luar biasa maupun force majeure dinilai tidak tepat jika dipilih sebagai stimulus bagi Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) di tengah pandemi virus Corona.
Pengamat Transportasi Darmaningtyas menilai bahwa penyesuaian tarif justru akan memberatkan masyarakat karena kondisi ekonomi yang juga tengah lesu.
"Nanti itu akan jadi beban masyarakat, tapi kalau perpanjangan konsesi malah tepat," katanya kepada Bisnis, Selasa (31/3/2020).
Adapun, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) tengah menggodok tiga usulan stimulus di sektor jalan tol akibat menurunnya volume kendaraan setelah diberlakukannya kebijakan social distancing.
Tidak hanya itu, saat ini juga pemerintah tengah mempertimbangkan pelaksanaan karantina wilayah dan pelarangan mudik guna mencegah penyebaran virus Corona. Jika jadi diberlakukan, maka kebijakan itu juga tentunya akan berdampak kepada bisnis jalan tol.
Adapun, tiga stimulus yang diusulkan antara lain adalah menjaga tingkat kolektibilitas kredit ke lender, menjaga cash flow melalui percepatan pembayaran dana talangan tanah, dan melakukan penyesuaian tarif dan masa konsesi berdasar kondisi luar biasa maupun force majeure.
Baca Juga
Beberapa operator jalan tol seperti Jasa Marga dan Astra Infra mengaku siap mendukung apapun kebijakan pemerintah guna memutus rantai penyebaran Covid-19 di mana salah satunya adalah pelarangan mudik dan telah menyiapkan langkah strategis untuk mengantisipasinya.