Bisnis.com, JAKARTA - Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan alih muatan kargo ekspor di Pelabuhan Kuala Tanjung, Sumatra Utara, bisa menghemat 35% biaya angkut dibandingkan dengan transshipment di Singapura.
Saat berkunjung ke pelabuhan yang terletak di Kabupaten Batubara itu, Luhut mengimbau eksportir agar mengalihkan transshipment dari Singapura ke Kuala Tanjung.
"Dirjen Perhubungan Laut telah melaporkan penurunan cost-nya bisa sampai 35%. Malah beberapa item 55% yang berkurang,” jelasnya dalam siaran pers, Minggu (3/3/2019).
Menurut Luhut, saat ini Pelindo I masih melakukan uji coba pemindahan kargo dari Belawan, Medan. Kuala Tanjung memiliki kedalaman 17 meter di bawah permukaam air (LWS). Sementara itu, kapal besar dapat sandar di kolam pelabuhan cukup dengan kedalaman 16 m (LWS).
“Nanti kelapa sawit juga dikirim dari sini. Agar terpadu, semua harus ikut serta mengurangi traffic di Medan dari Belawan,” jelasnya.
Terminal multipurpose Kuala Tanjung dilengkapi dengan tiga container crane yang memiliki kapasitas 45 ton dan mampu menangani kontainer berukuran 20 feet, 40 feet, dan 45 feet.
Untuk mempercepat bongkar muat, pelabuhan juga telah dilengkapi dengan dermaga ukuran 500x60 m, trestle sepanjang 2,8 km dan lebar 18,5 m, serta dilengkapi rak pipa 4 linex8 inch.
Selain itu, ada 3 unit ship to shore (STS) crane, 8 unit automated rubber tyred gantry (ARTG) crane, 21 unit truck terminal, dan 2 unit mobile harbour crane (MHC), serta terminal operating system (TOS) peti kemas maupun curah cair.
Pelabuhan yang dioperatori PT Prima Multi Terminal--perusahaan patungan Pelindo I, PT Pembangunan Perumahan, dan PT Waskita Karya--itu siap beroperasi melayani arus keluar masuk barang ke seluruh Indonesia dan luar negeri.
Terminal dengan kapasitas tahap awal 600.000 TEUs tersebut sudah diuji coba dengan disandari beberapa kapal berukuran besar, baik untuk kegiatan domestik maupun ekspor.
Untuk kegiatan domestik, kapal yang sudah sandaradalah KM Sinar Belawan yang memilik bobot sekitar 12.000 GT dengan panjang 145,5 meter. Kapal milik perusahaan pelayaran PT Samudera Indonesia itu mengangkut 50 boks kargo milik PT Unilever Indonesia.
Adapun untuk kegiatan ekspor, kapal yang sandar di calon hub internasional itu mencakup Wan Hai 505 dan Wan Hai 507 yang setiap kapal memiliki panjang 268 m dan kapasitas 4.500 TEUs.
Masing-masing kapal mengangkut barang ekspor milik PT Unilever Indonesia dan PT Domas Agrointi Perdana (P&G) tujuan ke China, India, Singapura, dan Malaysia.
Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Agus H. Purnomo mengatakan Kuala Tanjung akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo dalam waktu dekat.
"Kami akan mengawal dan memastikan proses pengoperasian pelabuhan Kuala Tanjung bisa berjalan sesuai dengan rencana,” kata Agus.