Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelindo Beberkan 2 Strategi Kembangkan Kawasan Industri Kuala Tanjung

Pelindo mengambil sejumlah langkah strategis untuk mengembangkan Kawasan Industri Kuala Tanjung (KIKT).
Suasana di Pelabuhan Kuala Tanjung Port and Industrial Estate. /Dok. Pelindo
Suasana di Pelabuhan Kuala Tanjung Port and Industrial Estate. /Dok. Pelindo

Bisnis.com, JAKARTA – PT Pelabuhan Indonesia (persero) atau Pelindo mengambil sejumlah langkah strategis untuk mengembangkan Kawasan Industri Kuala Tanjung (KIKT) yang terintegrasi dengan Pelabuhan Kuala Tanjung. Kawasan yang terletak di Kabupaten Batubara, Sumatra Utara.

Direktur Utama PT Pelindo (Persero) Arif Suhartono menilai dengan adanya pelabuhan dan industri yang terintegrasi akan membuat industri jauh lebih efisien karena tidak ada lagi biaya tambahan yang dikeluarkan untuk transportasi. Selain itu, pengiriman barang ke pelabuhan maupun dari pelabuhan juga jauh lebih cepat.

Arif menegaskan Pelindo akan mendorong terjadinya well-connected ecosystem antara pelabuhan dengan kawasan industri (hinterland) untuk memperlancar arus barang. Salah satu tujuannya adalah menciptakan biaya logistik yang lebih efisien dan mendorong penguatan ekonomi kawasan.

Perseroan, lanjutnya, telah menyusun rencana strategis untuk merealisasikan hal tersebut.

“Pertama, Pelindo berencana meningkatkan kepemilikan saham di PT Prima Tangki Indonesia (PTI) sebagai langkah awal menjadikan Kuala Tanjung sebagai transhipment hub untuk produk curah. Saat ini, PT Pelindo memiliki 20 % saham di PT PTI,” jelasnya melalui keterangan resmi, Selasa (30/1/2024).

Perusahaan yang bergerak dalam bidang transportasi dan pergudangan ini memiliki tanki timbun dengan kapasitas total sebesar 100.000 metrik ton (MT). Sejak akhir November 2019, PT PTI resmi menjadi Penyelenggara Pusat Logistik Berikat. Status ini akan menguntungkan pelanggan karena berbagai fasilitas dan kemudahan, terutama di bidang kepabeanan dan perpajakan.

Selain itu, yang kedua, lanjut Arif, Pelindo juga sedang menjajaki kerja sama pemanfaatan lahan Kawasan Industri Kuala Tanjung dengan PT IBC (PT Indonesia Battery Company), dan kerja sama potensial di Kuala Tanjung dengan Zhejiang Provincial Seaport Investment & Operation Group Co. Ltd. (China).

Tak hanya itu, Pengembangan Pelabuhan dan Kawasan Industri Kuala Tanjung ini melibatkan PT Prima Multi Terminal ,anak perusahaan PT Pelindo Multi Terminal, yang mengelola pelabuhan dan PT Pelindo Solusi Logistik (SPSL) yang membangun KIKT. Pelabuhan Kuala Tanjung sekarang fokus pada pengelolaan produk curah.

Dalam jangka panjang, Pelabuhan Kuala Tanjung dan Kawasan Industri Kuala Tanjung akan menjadi Indonesia Logistic and Supply Chain Hub. Arif memproyeksikan potensi pasarnya memang besar, terutama dari industri minyak kelapa sawit (CPO) dan turunannya seperti minyak goreng, fatty acid, fatty alcohol, palm kernel, dan produk campuran biodiesel.

Saat ini, banyak perusahaan sawit yang memiliki pabrik di Kuala Tanjung. Beberapa di antaranya adalah PT Multimas Nabati Asahan (Grup Wilmar) dan PT Dombas Mas. Selain itu, ada sejumlah pabrik pengolahan logam seperti PT Inalum (Persero), PT Dairi Prima Mineral, dan PT Asahan Aluminium Alloys.

Ditambah lagi, Kuala Tanjung sudah terkoneksi dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei. Jaraknya hanya sekitar 43 kilometer. Sejumlah perusahaan sudah memiliki pabriknya di Sei Mangkei, di antaranya PT Unilever Oleochemical Indonesia, PT Industri Nabati Lestari, anak perusahaan PTPN III dan IV, serta PT Pertamina Gas, dan PT Pertamina Power Indonesia.

Saat ini, KEK Sei Mangkei sudah terhubung dengan Kuala Tanjung melalui jalur kereta api dan jalan tol Tebing Tinggi-Parapat. Jalur kereta api ini merupakan hasil kerja sama PT Kereta Api Indonesia (Persero), PT Pelindo (Persero) dan PTPN III (Persero). Jalan tol dan jalur kereta api tersebut menjadi tulang punggung perekonomian Sumatra Utara yang baru.

Pelabuhan Kuala Tanjung yang dibangun sejak Januari 2015 dan mulai beroperasi pada April 2018 ini memiliki kedalaman -16 LWS dan dermaga 500X60 meter. Hal ini memungkinkan kapal berbobot sampai 100.000 DWT berlabuh di sana. Pelabuhan ini juga dilengkapi trestle yang menghubungkan wilayah darat dengan pelabuhan sepanjang 2,8 km dengan lebar 18,5 m.

Lokasi Pelabuhan Kuala Tanjung juga sangat strategis karena terletak di jalur pelayaran utama Selat Malaka. Terminal di Pelabuhan Kuala Tanjung memiliki kapasitas 400 ribu TEUs (Twenty-Foot Equivalent Units) kontainer per tahun, 1,2 juta ton curah cair per tahun, dan 250 ribu ton general cargo per tahun.

Direktur Utama PMT Rudi Susanto Capaian throughput di Kuala Tanjung hingga November 2023 meningkat dibandingkan capaian Januari-November 2022 sebesar 101%. Menurutnya, total throughput pada Januari-November 2023 mencapai 64.090 TEUs, sedangkan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 63.519 TEUs.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper