Bisnis.com, JAKARTA - Intervensi melalui pengurangan tarif muatan balik hingga 50% dari tarif tol laut dipandang tidak cukup. Kementerian lain harus terlibat dalam sinergi untuk membangkitkan kargo dari timur.
Pakar kemaritiman dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya Raja Oloan Saut Gurning berpendapat, diskon tarif muatan balik dalam jangka pendek mungkin membantu menstimulasi harga jual komoditas asal lokasi muat balik (back haul) di pelabuhan bongkar di Jawa.
Namun, upaya itu meninggalkan tanda tanya penting apakah berkelanjutan atau tidak. Menurut Saut, usaha efisiensi ongkos angkutan laut (freight cost) perlu dibarengi dengan usaha lain demi meningkatkan kebangkitan kargo dari berbagai wilayah asal Indonesia timur.
"Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kemenristekdikti, Kemendagri, dan Kementerian Keuangan serta Kementerian BUMN, saya kira perlu diajak memperkuat usaha penguatan bangkitan kargo balik dari lokasi back haul itu," ujarnya, Minggu (3/3/2019).
Kementerian-kementerian itu, lanjut Saut, perlu berbagi peran sekaligus bersinergi untuk meningkatkan nilai tambah komoditas, dukungan logistik, dan aksesibiltas pasar.
Dia berpendapat bahwa sinergi itu bisa dimulai dari fasilitas digitalisasi logistik yang mulai digagas oleh beberapa kementerian.