Bisnis.com, JAKARTA — PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP Nonpetikemas) mencatatkan pertumbuhan positif secara umum di berbagai jenis kemasan, yakni sebesar 6,05% per semester I/2025.
Direktur Utama PTP Nonpetikemas Indra Hidayat Sani mengungkapkan realisasi throughput hingga semester I/2025 telah mencapai 22.401.788 ton/m³, meningkat 6,05% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (21.124.424 ton/m³). Tercatat kontribusi arus barang tersebut berasal dari empat jenis kemasan utama Curah Kering, yakni 45%, General Cargo 27%, Curah Cair 22%, dan Bag Cargo sebesar 6%.
Indra optimistis target throughput sebesar 53,5 juta ton/m³ pada akhir tahun nanti dapat tercapai.
“Target 2025 kami mencerminkan komitmen terhadap pertumbuhan dan keunggulan. Kami yakin target ini dapat dicapai melalui modernisasi terminal, ekspansi bisnis, serta penguatan kolaborasi dengan para pengusaha bongkar muat dan mitra strategis lainnya,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Senin (18/8/2025).
Untuk merealisasikan target tersebut, PTP Nonpetikemas mengimplementasikan sejumlah program strategis, di antaranya modernisasi terminal, kolaborasi langsung dengan pemilik kargo dan pelaku logistik, penyediaan layanan Port Management Service berbasis Planning & Control terintegrasi melalui Pelindo Terminal Operating System Multipurpose (PTOS-M), serta penguatan aspek HSSE (Health, Safety, Security & Environment).
Untuk diketahui, barang curah kering meliputi pasir, semen, gula, sulfur, garam. Sementara curah cair meliput CPO, RBD Olien, PFAD. Kemudian general cargo yakni gypsum, scrap iron, plywood, coil, mobil, alat berat, produk baja, dan lainnya.
Adapun secara perinci, arus barang pada General Cargo tercatat tiga cabang teratas adalah Tanjung Priok dengan 4.633.805 ton/m³ (naik 29,81% dari 2024), Banten 416.430 ton/m³ (naik 20,73%), dan Pangkal Balam 29.386 ton/m³ (naik 26,29%).
Indra menjelaskan bahwa pertumbuhan pada layanan General Cargo didorong oleh peningkatan aktivitas bongkar muat di Cabang Tanjung Priok, khususnya dari komoditas steel product.
Untuk Bag Cargo, Teluk Bayur mencatat 398.265 ton/m³ (naik 59,32%), Tanjung Pandan 248.785 ton/m³ (naik 12,61%), dan Tanjung Priok 62.304 ton/m³ (naik 15,86%). Utamanya, terdongkrak oleh kelancaran distribusi semen di Cabang Teluk Bayur dan meningkatnya trafik pupuk kemasan bag produksi PT Pupuk Iskandar Muda.
Kemudian melihat pada Curah Cair, Jambi mencatat arus barang mencapai 532.061 ton/m³ (naik 69,64%), Teluk Bayur 1.441.073 ton/m³ (naik 11,11%), dan Panjang 434.661 ton/m³ (naik 33,46%). Utamanya ditopang dari Cabang Jambi yang melayani pengapalan kondensat milik PT Laban Raya Samodra, serta meningkatnya volume minyak goreng milik PT Ligita Jaya yang ditangani Cabang Teluk Bayur.
Sementara itu, Curah Kering mencatat lonjakan di Pontianak sebesar 965.592 ton/m³ (naik 691%), Cirebon 1.659.230 ton/m³ (naik 18,57%), dan Pangkal Balam 150.347 ton/m³ (naik 77,03%). Di mana Cabang Cirebon mencatatkan pertumbuhan positif berkat kegiatan bongkar muat batu bara milik PT Indragarda Paling Gesit, PT Abra Cirebon Sakti, dan PT Eka Nusa Dwi Sapta. Volume pasir kuarsa milik PT Abra Cirebon Sakti juga mengalami kenaikan.
Sebelumnya, realisasi kinerja operasional yang diukur melalui indikator ton ship day (T/S/D) sepanjang tahun 2024 juga menunjukkan performa yang positif. Hal ini tercermin dari kontribusi PTP terhadap SPMT Group sebesar 39%, dengan total throughput perusahaan pada tahun 2024 mencapai 47.046.785 ton/m³.
Secara nasional, PTP Cabang Tanjung Priok mencatatkan throughput General Cargo tertinggi di antara seluruh cabang SPMT Group. Untuk Curah Cair, Cabang Teluk Bayur menempati posisi ketiga tertinggi.
Adapun pada Curah Kering, Cabang Tanjung Priok kembali mencatatkan kinerja terbaik di lingkungan PTP Nonpetikemas, disusul oleh Cabang Panjang dan Bengkulu.