Bisnis.com, JAKARTA — Himpunan Pengembang Permukiman dan Perumahan Rakyat (Himperra) berencana membangun hunian low rise untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Ketua Umum Himperra Endang Kawidjaja mengatakan, saat ini sedang dalam tahap melobi pemerintah untuk memberi kelonggaran pada simplifikasi desain teknik mekaniknya (ME).
"Kami masih mencoba melobi pemerintah, baik daerah maupun pusat, untuk memberi kelonggaran pada simplifikasi ME-nya supaya harganya bisa murah," tuturnya usai acara Pelantikkan Pengurus Himperra di Jakarta, Kamis (17/1).
Konsep dari bangunan itu sendiri nantinya akan tampak seperti rumah toko (ruko) tapi keseluruhannya dijadikan rumah tinggal.
"Saat ini konsep sudah ada, tapi terbatas pada dua dan tiga lantai, kita mau usulkan ke 4 lantai," imbuhnya.
Keuntungan dari menempati hunian low rise ini nantinya adalah tidak adanya biaya iuran pengelolaan apartemen (IPL). "Di sini tidak akan ada IPL karena sebelumnya di rusun biasa sering kali banyak yang menunggak," tegasnya.
Baca Juga
Sasaran dari hunian low rise ini nantinya adalah masyarakat berpenghasilan Rp7 juta yang sebelumnya kental dengan rumah tapak dan belum familiar dengan rumah susun. Adapun, pembangunan low rise yang sedang diajukan saat ini ada di Bogor dan Tonjong.
"Sekarang kami masih menunggu panggilan dari tim ahli bangunan gedung [TABG]-nya Bogor," kata Endang.
Selain itu di Tonjong rencananya akan dibangun 8 tower dengan masing-masing berisi 16 unit dengan model strata title.
Pada 2019, pembangunan low rise Himperra akan diprediksi mendapat pangsa hingga 5% dari keseluruhan bangunan, rumah tapak hingga vertikal sebanyak 80.000 unit yang dibangun Himperra.