Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BAWANG PUTIH DAN DAGING AYAM NAIK: Operasi Pasar Tak Perlu. Ini Alasan Menko Perekonomian

Menteri Koordiator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan tidak perlu melakukan operasi pasar lagi dengan naiknya harga bawang putih dan daging ayam.
Warga membawa bungkusan berisi bawang putih yang dibelinya saat pasar murah di Pasar Flamboyan, Pontianak, Kalbar, Selasa (30/5)./Antara-Jessica Helena Wuysang
Warga membawa bungkusan berisi bawang putih yang dibelinya saat pasar murah di Pasar Flamboyan, Pontianak, Kalbar, Selasa (30/5)./Antara-Jessica Helena Wuysang

Bisnis.com, JAKARTA— Menteri Koordiator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan tidak perlu melakukan operasi pasar lagi dengan naiknya harga bawang putih dan daging ayam.

“Enggak [perlu operasi pasar]. Kalau harga daging ayam itu sebenarnya sudah sempat turun. Sekarang agak naik, dampaknya pasti ke inflasi, tapi sebenarnya itu sudah mencapai angka yang masuk akal supaya jangan terlalu rendah. Kalau terlalu rendah, peternaknya bisa kesulitan,” ujar Darmin di kantornya, Jumat (2/6/2017).

Sementara, untuk naiknya harga bawang putih, Darmin mengatakan agar Menteri Perdagangan benar-benar mengawasi impor bawang putih.

“Kalau bawang putih memang ada yang tidak benar, itu harus dibereskan. Importirnya memang ada yang terlalu besar dan menguasai supply-nya. Biar Menteri perdagangan lah yang berurusan dengan importir itu,” pungkasnya.

Seperti diketahui, naiknya harga bawang putih dan daging ayam menjadi salah satu pemicu inflasi pada Mei.

Data BPS menunjukkan Indeks Harga Konsumen (IHK) Mei 2017 mencatatkan inflasi sebesar 0,39%.

Angka inflasi bulan ini rupanya sedikit lebih tinggi dari proyeksi Bank Indonesia (BI) dan sejumlah ekonom sebesar 0,37%.

Inflasi Mei disebabkan kenaikan bahan makanan dengan tingkat inflasi 0,86% dan andil 0,17%.

Adapun komoditas penyumbang inflasi pada bahan makanan antara lain bawang putih 0,08%, daging ayam 0,04%, dan komoditas lain seperti beras, daging sapi dan bawang merah dengan sumbangan 0,01%.

Berdasarkan kelompok pengeluaran, kelompok yang memberikan andil terhadap inflasi terbesar kedua adalah perumahan, air listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,09% dan inflasinya 0,35%.

Menurut Kepala BPS, besarnya andil kelompok tersebut disebabkan penyesuaian harga tarif listrik golongan 900 VA.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper