Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Akan Atur Tarif Angkutan Kapal Barang

Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Perhubungan Laut berencana membuat aturan mengenai tarif batas atas bawah untuk kapal barang swasta.
Kapal barang
Kapal barang

Bisnis.com,JAKARTA - Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Perhubungan Laut berencana membuat aturan mengenai tarif batas atas bawah untuk kapal barang swasta.

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kementerian Perhubungan Bay Mokhamad Hasani mengatakan, ada indikasi persaingan tidak sehat antara perusahaan pelayaran besar dan kecil dalam penentuan tarif angkutan barang.

"Sekarang banyak keluhan dari perusahaan, terutama perusahaan menengah ke bawah. Ada persaingan yang tidak sehat," katanya di Jakarta, Rabu (8/2/2017).

Dia menuturkan, ada banyak indikasi yang ditemukan di lapangan antara lain ongkos pengiriman yang sangat murah dan jauh di bawah Terminal Handling Charge (THC). Bahkan dia menerima laporan jika ada tarif yang gratis. "Ada yang gratis malah," imbuhnya.

Menurutnya, tarif tersebut sengaja dimainkan oleh pengusaha bermodal besar untuk mematikan bisnis pengusaha kecil. Tujuannya agar mereka tetap eksis untuk kemudian dinaikkan lagi. Bila ini dibiarkan, kata Bay, maka berpotensi menjadi kartel.

Oleh karena itu, Kemenhub menyampaikan kepada para pengusaha yang tergabung dalam asosiasi untuk menyusun skema tarif yang disepakati untuk selanjutnya diserahkan ke Kemenhub.

Pasalnya, di direktorat perhubungan laut tidak punya aturan khusus mengenai tarif angkutan barang karena selama ini harganya berdasarkan kesepakatan antara penyedia dan pengguna.

Selain menentukan batasan tarif, asosiasi juga diminta untuk membuat aturan main antar mereka termasuk sanksi yang dijatuhkan bila ada yang melanggar.

Nantinya, hasil kesepakatan tersebut diserahkan ke Kemenhub untuk dibuatkan regulasinya. Bay mengatakan, regulasi setingkat peraturan dirjen sudah cukup untuk menjadi payung hukumnya.

"Jadi pemerintah bertindak sebagai eksekutor sekaligus mengawasi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Abdul Rahman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper