Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dahlan Iskan: Pembibitan Sapi Australia Lebih Efisien Dibanding Indonesia

Bisnis.com, BANDUNG - Menteri BUMN Dahlan Iskan menilai pembibitan sapi di Australia jauh lebih efesien lima kali lipat jika dibandingkan dengan di dalam negeri. Dahlan mengatakan pengembangan ternak sapi sudah seharusnya dilakukan di luar negeri karena

Bisnis.com, BANDUNG - Menteri BUMN Dahlan Iskan menilai pembibitan sapi di Australia jauh lebih efesien lima kali lipat jika dibandingkan dengan di dalam negeri.

Dahlan mengatakan pengembangan ternak sapi sudah seharusnya dilakukan di luar negeri karena setelah melakukan berbagai penelitian gen pembibitan di Indonesia mengalami penurunan setiap tahunnya. "Karena [sapi] kawin dengan anak, ayah, atau ibunya sehingga terjadi penurunan gen pada sapi tersebut," katanya, Rabu (11/9/2013).

Oleh karena itu, pembelian 1 juta hektare di Australia oleh BUMN memang harus dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan jumlah ketersediaan sapi.

Akan tetapi, untuk proses penggemukan akan dilakukan di Indonesia, karena setelah melakukan penelitian prosesnya tiga kali lebih efesien dibandingkan dengan di Australia.

Dia berharap rencana tersebut bisa mengatasi persoalan sapi, yang selama ini selalu menjadi kekhawatiran bagi masyarakat. "Jadi nantinya sapi akan tetap diimpor, tetapi oleh perusahaan sendiri," ujarnya.

Selain itu, guna meningkatkan penggemukannya, pihaknya telah mempersiapkan program pemberdayaan peternak di bawah binaan PT BUMN Hijau Lestari.

Sementara itu, Direktur PT BUMN hijau lestari (Persero) Ali Rahman mengatakan pihaknya telah mempersiapkan 16.000 tenaga binaan di 200 desa di Indonesia.

Menurutnya, pemberdayaan tersebut dilakukan di lahan milik masyarakat, dengan membuat model berbasis masyarakat yang sudah mempunyai skala khusus menengah ke atas seperi di daerah Sumedang Jabar.

"Program tersebut dikombinasikan dengan pertanian, perkebunan dan kehutanan, terkait masalah kebutuhan pakan," jelasnya.

Dia menjelaskan program pemberdayaan peternakan tersebut sudah direncanakan sejak 2010, dan tahun ini diharapkan dapat terealisasi.

Dari segi bisnis, program kementerian BUMN sudah berjalan karena impor sudah mulai dilakukan, tetapi klasifikasinya masih dalam proses. "Mungkin karena murni bisnis kami seperti investor di sana, sehingga ada peraturan yang harus dipatuhi," ujarnya.

Pada perkembangan lain, populasi sapi dan kerbau di Jabar berdasarkan sensus pertanian 2013 mencapai 587.284 ekor atau turun 18% dibandingkan dengan 2011 yang mencapai 693.116 ekor.

Kepala Bidang Statistik Produksi BPS Jawa Barat Ruslan menyebutkan penurunan populasi sapi dan kerbau paling tinggi terjadi di Kabupaten Bandung sebanyak 22.694 ekor, sementara terendah di Kota Cirebon 43 ekor.

Adapun kenaikan populasi sapi dan kerbau terjadi di Purwakarta mencapai 1.480 ekor dan Kota Banjar 140 ekor. “Sapi dan kerbau tersebut mencakup seluruh populasi di Jabar, baik yang di pedagang, dipelihara, maupun yang dijual atau tidak dijual,” paparnya.

Menurutnya, penurunan terjadi akibat kebutuhan konsumsi meningkat, sementara produksi berkurang. “Selama ini Jabar masih mengandalkan impor untuk konsumsi tersebut akibat keterbatasan peternak,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Adi Ginanjar Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper