BISNIS.COM, JAKARTA--Keputusan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi menjelang bulan puasa dan Lebaran merupakan tindakan yang berani. Pasalnya, harga kebutuhan pokok menjelang hari besar keagamaan itu biasanya selalu meningkat, sehingga memunculkan kekhawatiran harga akan melonjak.
Namun, kenaikan harga kebutuhan pokok itu sebenarnya bisa ditekan apabila pasokannya di pasar mencukupi. Pertanyaannya sekadang, bagaimana sebenarnya kondisi pasokan bahan kebutuhan pokok utama masyarakat menjelang bulan puasa dan Lebaran saat ini, terutama setelah kenaikan harga BBM subsidi?
Bahan pokok yang dimaksud, antara lain beras, gula, minyak goreng, tepung terigu, jagung, kedelai, daging ayam dan lain-lain.
“Untuk beras, kondisinya sangat aman,” kata Ketua DPD Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) DKI Jakarta Nellys Soekidi ketika ditanya mengenai pasokan beras saat ini, Minggu (23/6/2013).
Nellys yang juga Koordinator Pedagang Pasar Induk Beras Cipinang Jakarta, menyatakan pasokan beras dari sejumlah sentra produksi terus mengalir ke Pasar Induk Beras Cipinang. Akibatnya, stok beras di pasar cukup banyak, bahkan melebihi kebutuhan setiap harinya.
“Biasanya pasokan beras ke pasar Cipinang setiap hari mencapai 3.000 ton. Angka ini lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan harian yang mencapai 2.400--2.600 ton,” ujarnya.
Banyaknya daerah yang mengalami panen beras saat ini, ungkap Nellys, menjadi pemicu meningkatnya stok dan pasokan beras di pasar beras yang menjadi barometer harga beras di tingkat nasional itu.
“Saat ini, sejumlah daerah masih mengalami masa panen, seperti di Pacitan, Demak dan beberapa daerah lainnya di Jawa Tengah. Musim hujan yang cukup lama telah berdampak positif terhadap tingkat produktivitas padi saat ini,” paparnya.
Dengan pasokan dan stok yang lebih dari cukup itu, Nellys yakin kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi yang diterapkan pemerintah mulai akhir pekan lalu tidak akan memberikan dampak serius terhadap gejolak harga beras di pasar.
“Kenaikan harga BBM subsidi memang akan berpengaruh terhadap harga beras, tetapi pengaruhnya tidak terlalu signifikan,” katanya.
Dia memperkirakan akibat kenaikan biaya lainnya, harga beras bisa saja mengalami kenaikan sekitar Rp200 hingga Rp300 per kilogram. Namun bagi pedagang beras, menurut Nellys, kenaikan sebesar itu hal yang biasa dalam kegiatan transaksi di pasar Cipinang.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Industri Minyak Makan Indonesia (AIMMI) Adiwisoko Kasman mengatakan stok minyak goreng di dalam negeri sangat cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat dalam menghadapi bulan puasa dan Lebaran. “Pokoknya minyak goreng tidak akan kekurangan, seluruh kebutuhan pasti dapat terpenuhi.”
Namun, berkaitan dengan kenaikan harga BBM bersubsidi, Adiwisoko mengaku belum bisa menyebutkan berapa besar dampaknya terhadap harga minyak gorang. “Pekan depan kami baru akan hitung besaran kenaikannya. Mudah-mudahan harga tidak bergerak banyak. Kalaupun ada kenaikan, mungkin tidak banyak.”