Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia tengah menunggu jawaban dari Amerika Serikat (AS) terkait proposal perdagangan menjelang tenggat pemberlakuan tarif timbal balik Presiden Donald Trump pada 9 Juli 2025.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan, pemerintah Indonesia telah mengajukan proposal penawaran kedua kepada pihak AS. Dia menuturkan, proposal kedua tersebut dikirimkan setelah adanya counter offer dari AS terkait usulan pertama RI.
Airlangga melanjutkan, tawaran dari Indonesia juga telah diterima dan dikaji oleh tim negosiator dagang AS, yaitu US Trade Representative (USTR). Menurutnya, kini Indonesia tengah menunggu respons dari tim USTR terkait proposal dagang terbaru tersebut.
Dia memperkirakan, jawaban dari pihak AS kemungkinan baru akan keluar pada 4 Juli 2025 mendatang. Pasalnya, Pemerintahan Trump saat ini tengah sibuk membahas RUU pajak dan belanjanya yang baru saja lolos dari Senat AS.
"Kita tunggu saja bagaimana pemerintah Amerika merespons. Hari ini mereka sibuk urusan big budget (RUU pajak dan belanja) sampai tanggal 4. Jadi mungkin sesudah itu baru masalah tarif ini bisa kembali dibahas," ujar Airlangga saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta pada Rabu (2/7/2025).
Dia melanjutkan, melalui pembicaraan dagang, Pemerintah Indonesia berharap agar terhindar tarif timbal balik yang akan dikenakan AS pada 9 Juli mendatang jika RI tidak mencapai kata sepakat dengan AS.
Baca Juga
"Tentu kita ingin agar tarif resiporkal tidak dikenakan terhadap Indonesia. Tetapi, tentu mereka (AS) punya kebijakan tersendiri," jelasnya.
Sementara itu, Trump telah menegaskan tidak akan mempertimbangkan penundaan tenggat waktu 9 Juli untuk pemberlakuan kembali tarif impor.
“Tidak, saya tidak memikirkan jeda itu. Saya akan mengirimkan surat ke banyak negara,” kata Trump dikutip dari Bloomberg pada Rabu (2/7/2025), ketika ditanya oleh wartawan di dalam pesawat kepresidenan Air Force One terkait kemungkinan perpanjangan masa negosiasi dengan mitra dagang.
Pernyataan Trump tersebut memicu pelemahan di pasar saham AS. Investor memantau dengan cermat keputusan Presiden mengenai kebijakan tarif yang sebelumnya diberlakukan pada 2 April dan ditangguhkan selama 90 hari untuk membuka ruang negosiasi.