Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Tegaskan Tak Akan Pepanjang Deadline Negosiasi Tarif 9 Juli

Trump juga kembali mengancam akan menghentikan perundingan dagang dan mengenakan tarif terhadap sejumlah negara, termasuk Jepang.
Presiden AS Donald Trump menunjukkan perintah eksekutif yang telah ditandatangani saat pengumuman tarif di Rose Garden, Gedung Putih, Washington, DC, AS, pada hari Rabu (2/4/2025). Trump memberlakukan tarif pada mitra dagang AS di seluruh dunia, serangan terbesarnya terhadap sistem ekonomi global yang telah lama dianggapnya tidak adil. Fotografer: Jim Lo Scalo / EPA / Bloomberg
Presiden AS Donald Trump menunjukkan perintah eksekutif yang telah ditandatangani saat pengumuman tarif di Rose Garden, Gedung Putih, Washington, DC, AS, pada hari Rabu (2/4/2025). Trump memberlakukan tarif pada mitra dagang AS di seluruh dunia, serangan terbesarnya terhadap sistem ekonomi global yang telah lama dianggapnya tidak adil. Fotografer: Jim Lo Scalo / EPA / Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan tidak akan mempertimbangkan penundaan tenggat waktu 9 Juli untuk pemberlakuan kembali tarif impor

“Tidak, saya tidak memikirkan jeda itu. Saya akan mengirimkan surat ke banyak negara,” kata Trump dikutip dari Bloomberg pada Rabu (2/7/2025), ketika ditanya oleh wartawan di dalam pesawat kepresidenan Air Force One terkait kemungkinan perpanjangan masa negosiasi dengan mitra dagang.

Pernyataan Trump tersebut memicu pelemahan di pasar saham AS. Investor memantau dengan cermat keputusan Presiden mengenai kebijakan tarif yang sebelumnya diberlakukan pada 2 April dan ditangguhkan selama 90 hari untuk membuka ruang negosiasi.

Adapun, Trump juga kembali mengancam akan menghentikan perundingan dagang dan mengenakan tarif terhadap sejumlah negara, termasuk Jepang. Trump meningkatkan kritik terhadap Jepang, dengan menuduh Tokyo tidak menerima ekspor beras dari AS serta menyebut perdagangan otomotif antara kedua negara tidak seimbang. 

“Saya akan memaksa Jepang membayar 30%, 35%, atau berapa pun angka yang kami tetapkan, karena kami juga punya defisit perdagangan yang sangat besar dengan Jepang,” tegasnya.

Dia juga mengaku pesimistis dapat mencapai kesepakatan dengan Jepang. Trump menyebut Jepang sangat keras dalam proses negosiasi dan menuding Negeri Sakura itu sangat dimanjakan.

Sementara itu, nada Trump terdengar lebih optimistis ketika membahas peluang kesepakatan dengan India. Trump mengatakan kesepakatan dengan India kemungkinan akan memiliki perbedaan dengan perjanjian-perjanjian negara lain. 

“Ini akan menjadi kesepakatan di mana kami bisa masuk dan bersaing. Saat ini, India tidak membuka pintu bagi siapa pun. Saya pikir India akan melakukannya, dan jika itu terjadi, kami akan punya kesepakatan dengan tarif yang jauh lebih rendah,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper