Sektor-Sektor Rentan
Ketergantungan ekspor Korea Selatan terlihat jelas di beberapa sektor utama. Ekspor semikonduktor mencapai US$141,9 miliar tahun lalu, atau sekitar 21% dari total ekspor. Otomotif menjadi komoditas terbesar kedua, disusul produk baja.
Industri otomotif—yang menyumbang lebih dari seperempat ekspor Korea Selatan ke AS—terutama Hyundai Motor Co., sangat rentan terhadap tarif karena masih mengandalkan produksi dalam negeri. Perusahaan ini telah mengumumkan investasi sebesar US$21 miliar di AS untuk memperkuat produksi dan proyek lainnya.
BOK dalam laporannya pada Mei memperkirakan ekspor otomotif Korea Selatan ke AS bisa turun hingga 4% akibat tarif. Secara total, ekspor barang diprediksi turun 0,6%. Dalam jangka panjang, tarif tinggi juga dapat mendorong relokasi produksi ke AS untuk menghindari beban biaya.
Sementara itu, sektor semikonduktor sejauh ini belum terkena tarif langsung, tetapi kini mendapat sorotan karena AS sedang mengkaji langkah-langkah dagang yang lebih luas untuk sektor teknologi.
Departemen Perdagangan AS diperkirakan akan mengumumkan hasil investigasi Section 232 dalam waktu dekat, yang mencakup industri strategis seperti semikonduktor.
Sektor baterai juga berisiko. Meski beberapa produsen Korea telah membentuk usaha patungan di AS, sebagian besar komponen masih diproduksi di dalam negeri sehingga terpapar potensi tarif yang bisa mengganggu peluncuran kendaraan listrik di AS maupun Korea.
Surplus dagang Korea Selatan dengan AS pada Mei 2025 juga tercatat pada level terendah sejak Juli 2024, meskipun defisit AS dengan negara-negara Asia lainnya melebar. Hal ini menunjukkan adanya perubahan arah aliran perdagangan dan penyesuaian strategi regional.
Perusahaan-perusahaan Korea Selatan di sektor otomotif, semikonduktor, dan baterai telah menggelontorkan miliaran dolar investasi selama masa pemerintahan Biden untuk memperluas rantai pasok di AS dan memenuhi syarat insentif pajak.
Langkah tersebut diperkirakan bisa membantu mengurangi dampak tarif Trump dan pada akhirnya memperkecil surplus dagang Korea terhadap AS.
Di sisi lain, peningkatan investasi langsung Korea Selatan di AS juga memperbesar surplus di neraca pendapatan primer, yang mencakup dividen dan bunga. Surplus ini mencetak rekor pada 2024 dan berkontribusi hampir 16% terhadap total surplus Korea dengan AS.
“Dampak dari kebijakan tarif AS mulai terlihat dan diperkirakan akan semakin jelas pada paruh kedua tahun ini," ujar Kim Sung Jun, Direktur Neraca Pembayaran BOK.