Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengungkap sejumlah Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) telah sepakat melakukan pemberian diskon tarif tol sebesar 20% sebagai bagian dari salah satu paket insentif pemerintah yang ditargetkan mulai berlaku pada 5 Juni 2025.
Dody menjelaskan, skenario pemberian diskon tarif tol itu telah ditetapkan bakal diberikan selama 10 hari di waktu-waktu tertentu, salah satunya saat momentum libur Iduladha 2025.
"Semua sudah oke memberikan [diskon tarif tol] 20% untuk hari-hari tertentu itu. Jadi, 10 hari totalnya ya [salah satunya] di libur panjang itu," kata Dody saat ditemui di Kantor Kementerian PU, di Jakarta, Selasa (3/6/2025).
Meski demikian, Dody belum dapat merinci ruas mana saja yang bakal memberikan diskon tarif 20% tersebut. Pasalnya, sejumlah Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) khususnya yang memiliki porsi kepemilikan saham publik, masih akan melakukan izin kepada pemegang saham publik.
"Jadi mereka [BUJT] perlu approval dari pemegang sahamnya, terutama yang Tbk., tapi sudah setuju," tandasnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa kebijakan pemberian diskon tarif tol sebesar 20% tak akan menggunakan guyuran APBN.
Baca Juga
Dia mengatakan, kebijakan diskon tarif ini bersifat sukarela dan menjadi inisiatif dari BUJT dengan arahan dari Kementerian Pekerjaan Umum.
“Untuk yang tadi diskon tarif tol, Kementerian PU telah melakukan surat edaran. Memang betul ini kan non-APBN, jadi BUJT yang akan melakukan. Kita selama ini akan memantau mengenai hitung-hitungan bisnis mereka,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (2/6/2025).
Dia menjelaskan bahwa diskon tarif tol ini dirancang sebagai bagian dari paket insentif pemerintah untuk mendorong aktivitas masyarakat selama masa libur sekolah Juni–Juli 2025.
Meski begitu, Sri Mulyani menegaskan bahwa pemerintah tetap akan memperhatikan keberlanjutan dan kelayakan bisnis BUJT.
“Dalam hal ini kita akan perhatikan apakah dengan adanya diskon [tarif tol] ini viability-nya dari bisnis jalan tol mereka masih tetap baik, dan kalau seandainya mengalami hal-hal yang sifatnya dampak negatif, itu langkah apa yang dilakukan,” pungkasnya.