Bisnis.com, JAKARTA -- Produsen elektronik asal Jepang, Sharp Corp., sedang berjuang menghadapi tekanan bisnis dengan mengurangi 500 pekerja atau pemutusan hubungan kerja (PHK) lewat skema pensiun dini.
Dikutip dari media lokal Nippon, Minggu (14/7/2024) sebuah sumber internal mengungkap perusahaan tersebut membuka kesempatan bagi karyawannya untuk mendaftar dalam program sukarela untuk pensiun dini.
Adapun, pengurangan karyawan ini terjadi di pabrik pusat yang berlokasi di Sakai, Prefektur Osaka, Jepang. Pabrik tersebut dijalankan oleh anak perusahannya, Sakai Display Products Corp. (SDP) yang disebut akan menghentikan produksi Liquid Crystal Panels untuk perangkat televisi.
Pabrik di Sakai dikabarkan akan menghentikan operasinya pada akhir September 2024. Adapun, karyawan yang tersisa akan dipindahkan ke lini produksi lainnya, seperti produksi panel ukuran kecil atau sedang untuk smartphone dan pabrik semikonduktor yang terafiliasi dengan Sony Group.
Untuk diketahui, Sharp sedang mengalami kerugian bersih besar untuk tahun kedua berturut-turut pada tahun fiskal 2023, telah memutuskan untuk mengurangi bisnis LCD-nya yang sedang lesu.
Sebelumnya, Nikkei Asia melaporkan rencana pemberhentian operasional pabrik panel LCD di Sakai menjadi pertanda bahwa Jepang tidak lagi memiliki kapasitas untuk memproduksi panel besar.
Baca Juga
Sebagai informasi, SDP didirikan oleh Sharp pada tahun 2009 dengan investasi sekitar US$2,7 miliar. Namun, Sharp mengalami kesulitan keuangan dari tahun 2012 hingga 2016 karena kinerja SDP yang buruk.
Pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2024 lalu, perusahaan membukukan kerugian penurunan nilai sebesar ¥188,4 miliar untuk bisnis panel LCD, yang sebagian besar disebabkan oleh fasilitas produksi SDP.
Kerugian bisnis panel TV terus berlanjut sehingga membuat perusahaan memutuskan untuk menghentikan produksi pada September ketika persediaan sudah cukup untuk memenuhi komitmen pasokan kepada produsen TV.
Melansir The Japan Times, Wakil Presiden Eksekutif Sharp Masahiro Okitsu mengatakan pihaknya akan bekerja keras untuk mencapai profitabilitas setelah 2 tahun mengalami kerugian.
Dalam rapat pemegang saham di Sakai, Okitsu diangkat menjadi CEO Sharp menggantikan Wu Po-Hsuan yang mengundurkan diri. Dia memastikan perusahaan akan menyeleksi dan fokus investasi pada produk-produk unik.