Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman ungkap alasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menambah anggaran subsidi pupuk sebesar Rp14 triliun pada 2024.
Amran menuturkan, Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No. 10/2020 tentang Tata Cara Penetapan Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian tak lagi mengakomodir kebutuhan para petani.
Bukan tanpa sebab, Amran menuturkan bahwa banyak petani yang belum menikmati pupuk subsidi lantaran tak memiliki kartu petani dan kendala geografis. Selain itu, indeks pertamanan satu hingga tiga kali hanya boleh mendapatkan pupuk sebanyak satu kali.
“Kalau yang punya lahan tidak datang, punya kartu tani, tidak dapat pupuk. Akumulasi dari semua ini produksi menurun 4 juta ton,” kata Amran kepada awak media di Jakarta Timur, Senin (8/1/2024).
Amran pada kesempatan ini turut membantah adanya unsur politis dalam penambahan anggaran subsidi pupuk.
Dia menegaskan bahwa anggaran tambahan tersebut sebagai respons pemerintah terhadap fenomena El Nino serta mencegah menurunnya produksi dalam negeri.
Baca Juga
“Jangan lah politisasi ini pupuk. Ada lagi mengatakan karena ini mau pemilu, nggak, ini El Nino. Bayangkan kita kalau tidak bergerak cepat menambah pupuk dan sebagainya. ini [produksi] turun lagi, tiba-tiba kita mau impor tapi tidak ada barangnya apa yang terjadi? Konflik sosial,” ujarnya.
Adapun subsidi pupuk merupakan program tahunan, di mana pemerintah tiap tahunnya mengalokasikan sekitar Rp25 triliun untuk membantu petani mendapatkan pupuk dengan harga terjangkau. Tahun ini pemerintah berencana untuk menambah alokasi subsidi pupuk.
Jokowi sebelumnya telah menyetujui penambahan anggaran pupuk subsidi sebesar Rp14 triliun. Anggaran tersebut tinggal menunggu proses Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Oleh karena itu, dia memastikan bahwa ketersediaan pupuk untuk masa tanam Januari 2024 dalam kondisi aman.
“Subsidi pupuk sudah saya tambah sebesar Rp14 triliun. Urusan petani ya mesin dan pupuk,” kata Jokowi, Rabu (3/1/2024).