Bisnis.com, KLATEN — Presiden Prabowo Subianto menyoroti berbagai persoalan klasik yang selama puluhan tahun dihadapi oleh para petani Indonesia.
Prabowo mengungkapkan bahwa persoalan distribusi hasil panen dan akses petani terhadap pupuk serta pembiayaan yang seringkali macet masih menjadi tantangan utama yang belum terselesaikan secara sistematis.
Hal ini ia sampaikan saat memberikan sambutan dalam peluncuran 80.000 Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih di Bentangan, Kabupaten Klaten, Senin (21/7/2025).
“Masalah yang kita hadapi adalah masalah klasik. Sejak saya jadi Ketua Umum HKTI tahun 2004, saya sering dengar petani bilang, ‘Pak, saya panen mangga terbaik, tapi 4—5 hari tak ada truk untuk angkut, akhirnya busuk’. Ini sudah puluhan tahun terjadi,” ujar Prabowo di hadapan ribuan peserta.
Lebih lanjut, orang nomor satu di Indonesia itu juga menyinggung banyaknya aturan dan birokrasi yang menyulitkan petani mendapatkan pupuk subsidi.
“Peraturannya ada 145, belasan tanda tangan dibutuhkan untuk pupuk dari pabrik ke petani. Padahal pupuk itu disubsidi oleh negara, tapi langka,” ucapnya.
Baca Juga
Tak hanya itu, Kepala negara pun menyoroti kesulitan finansial petani menjelang masa panen, yang membuat mereka terpaksa menjual hasil pertaniannya lebih awal dengan harga murah.
“Petani kita uangnya sedikit, anak sekolah, keluarga sakit, biaya ini-itu, mereka pinjam uang ke rentenir, bayar bunga harian. Sebelum panen, hasilnya sudah dibeli murah. Ini sudah turun-temurun, bukan puluhan, mungkin ratusan tahun,” jelasnya.
Menghadapi situasi ini, Presiden Ke-8 RI itu pun menekankan bahwa solusi tidak bisa dilakukan dengan cara biasa. Ia mendorong adanya langkah besar, berani, dan sistemik untuk memotong rantai ketidakadilan terhadap petani.
“Ini harus kita potong, dan kita potong dengan langkah besar. Bangsa kita besar, kita harus berpikir besar. Kita harus berani ambil tindakan besar,” tegas Prabowo.
Mengutip istilah yang disampaikan oleh tokoh pertanian Bambang "Pacul", Prabowo menyampaikan semangat “Bonek” (berani nekad) sebagai kunci perubahan.
“Berani dulu, benar akan menyusul, dan akan berhasil. Tapi harus berani dulu,” tandas Prabowo.