Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ethiopia Gagal Bayar Kupon Obligasi Rp512 Miliar, Pemerintah Buka Suara

Ethiopia menjadi negara Afrika yang paling baru mengalami gagal bayar setelah berakhirnya masa tenggang pada Senin (11/12/2023).
Para pengungsi Ethiopia mengantri untuk menerima bantuan makanan di kamp Higlo untuk orang-orang yang mengungsi akibat kekeringan di kota Gode, Wilayah Somalia, Ethiopia, 26 April 2022./Reuters
Para pengungsi Ethiopia mengantri untuk menerima bantuan makanan di kamp Higlo untuk orang-orang yang mengungsi akibat kekeringan di kota Gode, Wilayah Somalia, Ethiopia, 26 April 2022./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Ethiopia menjadi negara Afrika yang paling baru mengalami gagal bayar setelah berakhirnya masa tenggang pada Senin (11/12) yang seharusnya membayar kupon sebesar US$33 juta pada 11 Desember 2023 atau sebesar Rp512 miliar.

Mengutip Bloomberg, Selasa (26/12/2023) Ethiopia telah melewati masa tenggangnya pada Senin (25/12) dengan pihak pemerintah yang mengatakan bahwa alasan tidak dilakukannya pembayaran tersebut karena ingin memberikan sikap yang adil. 

“[Pemerintah tidak ingin melakukan pembayaran karena] ingin memperlakukan semua kreditor dengan cara yang sama,” jelas Menteri Keuangan Ethiopia, Ahmed Shine. 

Penasihat reformasi senior di Kementerian Keuangan pada hari Senin (25/12) Hinjat Shamil juga mengonfirmasi bahwa pembayaran tersebut belum dan tidak akan dibayarkan.  Ethiopia mencapai kesepakatan dengan kreditor bilateral bulan lalu untuk menangguhkan pembayaran utang. 

Dengan gagal bayar tersebut, maka hal ini menempatkan Ethiopia  di antara sejumlah negara berkembang lainnya yang gagal membayar Eurobond dalam beberapa tahun terakhir, termasuk Zambia, Ghana, dan Sri Lanka.

Kemudian, sebagai balasan atas usulan restrukturisasi,  pemerintah meminta pemegang obligasi untuk memperpanjang jatuh tempo amortisasi dari Juli 2028 hingga Januari 2032, dan mengurangi kupon menjadi 5,5% dari saat ini 6,625%, dengan nilai nominal tetap sebesar US$1 miliar.

Dengan kebijakan tersebut, maka  kreditor tidak perlu merugi atas kepemilikan mereka.

Di lain sisi, Sebuah komite pemegang obligasi ad hoc awal bulan ini menyatakan bahwa keputusan untuk tidak melakukan pembayaran dianggap tidak perlu dan disayangkan.

Ethiopia kini juga sedang berupaya menegosiasikan kembali kewajibannya melalui Kerangka Kerja Bersama Kelompok 20 (G20), yang mulai mendapatkan momentum setelah Zambia dan Ghana mencapai kemajuan dalam restrukturisasi utang mereka. 

Hal tersebut memungkinkan adanya keringanan utang dari pemberi pinjaman publik dan swasta dapat dikoordinasikan untuk menetapkan standar perlakuan urang. 

Ethiopia pada prinsipnya mencapai kesepakatan dengan kreditor bilateral untuk menangguhkan pembayaran utang, setelah berupaya menyelesaikan kewajibannya sejak tahun 2021 ketika perang saudara di wilayah utara Tigray memperburuk sentimen investor dan melemahkan pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan catatan BisnisFitch Ratings menurunkan peringkat Ethiopia menjadi C, satu tingkat di atas default pada Kamis (14/12) dan Moody’s Investors Service menempatkan Ethiopia pada peringkat keempat terendah dengan prospek stabil. 

Perekonomian Ethiopia juga masih terguncang akibat inflasi yang tinggi, kekurangan mata uang dan pembayaran utang luar negeri yang terus meningkat lebih dari satu tahun. 

Pada Kamis (14/12) pemerintah negara tersebut juga melakukan panggilan untuk investor pada obligasi tersebut yang jatuh tempo pada Desember 2024, yakni sebuah upaya yang dilakukan setelah pembicaraan dengan sekelompok pemegang obligasi gagal. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper