Bisnis.com, JAKARTA - Kemajuan lebih lanjut dalam mengatasi inflasi akan menjadi faktor penentu dalam keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) pada tahun depan, dan suku bunga tidak berhubungan dengan politik.
Hal tersebut diungkapkan oleh Presiden Federal Reserve (The Fed) wilayah Chicago, Austan Goolsbee pada Selasa (20/12/2023). Goolsbee mengatakan bahwa The Fed dapat mempertimbangkan kembali seberapa ketatnya suku bunga jika inflasi dapat mencapai ke target 2%.
"Jika inflasi terus turun ke target, maka The Fed dapat mempertimbangkan kembali seberapa ketatnya," jelasnya, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (20/12).
Sebelumnya, pasar saham mengalami lonjakan setelah ketua The Fed Jerome Powell mengisyaratkan kenaikan suku bunga kemungkinan besar telah berakhir, dan penurunan suku bunga mungkin akan terjadi.
Namun, menurut Goolsbee, soal penurunan suku bunga yang diperkirakan di pasaran sedikit lebih cepat dengan “euforia” tersebut.
Terkait hal tersebut, ia menuturkan bahwa The Fed tidak akan terintimidasi oleh pasar. Keputusan tersebut juga bukan mengenai politik, dalam menanggapi The Fed akan memangkas suku bunga untuk membantu prospek pemilihan kembali Presiden AS Joe Biden.
Baca Juga
Berdasarkan catatan Bisnis, di lain sisi Presiden The Fed wilayah Atlanta Raphael Bostic mengatakan bahwa belum ada urgensi bagi bank sentral negara tersebut untuk memangkas suku bunga acuan pada 2024.
“[Inflasi] akan turun secara relatif lambat dalam enam bulan ke depan, yang berarti bahwa tidak akan ada urgensi bagi kami [The Fed] untuk mulai menarik diri dari sikap restriktif kami," jelas Bostic.
Bostic memperkirakan pada paruh kedua 2024 akan terdapat dua kali penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps). Ia juga menekankan bahwa inflasi saat ini masih terlalu tinggi dan The Fed akan menentukan kebijakan berdasarkan kondisi inflasi yang terus melambat.
Presiden The Fed wilayah Cleveland Loretta Mester dan Presiden The Fed wilayah San Francisco Mary Daly juga mengungkapkan bahwa ekspektasi penurunan suku bunga pada awal 2024 dinilai terlalu dini.
Mester mengatakan bahwa pasar sedikit mendahului The Fed dalam berspekulasi mengenai pemotongan suku bunga pada awal 2024.