Bisnis.com, MALUKU UTARA – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel terus mengupayakan penggunaan energi yang efektif dan efisien dalam proses pengolahan nikel yang dilakukan perusahaan.
Head of Technical Support Harita Nickel Rico Windy Albert menuturkan, salah satu contoh penggunaan energi yang optimal pada fasilitas produksi perusahaan telah diterapkan pada salah satu smelter nikel yang dioperasikan oleh entitas anak perusahaan, yakni PT Halmahera Jaya Feronikel (HJF).
Adapun, smelter tersebut mengolah bijih nikel berkadar tinggi atau saprolit menjadi feronikel menggunakan sistem pengolahan pirometalurgi bernama Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF).
Rico mengatakan, untuk mendukung operasional fasilitas smelter ini perusahaan memiliki 4 unit pembangkit listrik tenaga uap yang masing-masing menghasilkan tenaga listrik 150 megawatt atau total keseluruhan 600 megawatt.
“Tenaga yang dihasilkan dari PLTU ini menggunakan gasifikasi batubara, sehingga pembakarannya lebih bersih,” kata Rico saat ditemui Tim Jelajah EV di Kawasi, Pulau Obi, Maluku Utara.
Dia menuturkan, efektivitas penggunaan energi pada proses produksi dilakukan dengan menerapkan sistem heat recovery pada setiap tahap pembuatan feronikel. Dia menuturkan, sistem heat recovery diterapkan agar seluruh tenaga yang dihasilkan pada gasifikasi batu bara di PLTU dapat digunakan secara efektif.
Dia menjelaskan, tenaga panas berlebih yang dihasilkan pada proses peleburan bijih nikel di tungku pembakaran elektrik (electric furnace) akan dimanfaatkan pada tahap produksi sebelumnya, yakni kalsinasi di rotary kiln.
Kemudian, tenaga panas berlebih pada proses kalsinasi pun juga akan digunakan pada tahap produksi feronikel sebelumnya, yakni pengeringan bijih nikel.
Selain itu, smelter HJF juga memiliki sistem pengelolaan air yang bisa dimanfaatkan kembali dalam proses manufaktur.
“Kami memiliki kolam penampungan untuk mengendapkan air hujan dan air bekas pengolahan nikel, kami pompa hingga bisa digunakan smelter, jadi tidak terbuang,” kata Rico.
Secara terpisah, Environmental Superintendent Harita Nickel Indra Maizar menuturkan perusahaan memiliki sistem pengelolaan air khusus untuk kepentingan penggunaan aktivitas produksi nikel. Indra menuturkan, Harita Nickel memiliki dua kolam khusus yang berfungsi untuk menampung air hujan dan air bekas aktivitas produksi dari smelter.
Dia mengatakan, air hujan yang telah ditampung pada kolam tersebut dipompa ke fasilitas smelter perusahaan untuk digunakan dalam proses produksi. Air limbah bekas produksi itu kemudian dialirkan kembali pada kolam yang berbeda untuk ditampung.
“Air itu nanti dipompa ke smelter untuk digunakan lagi dalam proses pengolahan nikel,” kata Indra.