Berdasarkan data Panel Harga Bapanas, Sabtu (21/10/2023), pukul 11.09 WIB, harga jagung di tingkat peternak terus bergerak naik, bahkan mencapai Rp7.110 per kilogramnya. Harga ini melampaui harga acuan penjualan (HAP) yang ditetapkan pemerintah yakni Rp5.000 per kilogram.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyampaikan, kenaikan harga di tingkat peternak akan berdampak pada fluktuasi harga telur dan daging ayam. Sehingga, untuk memenuhi kebutuhan jagung pakan ini, perlu dilakukan importasi khusus untuk jagung pakan.
Sejalan dengan hal tersebut, Arief terus mendorong pemenuhan cadangan jagung pemerintah (CJP) sebagai upaya perbaikan tata kelola jagung nasional, dengan mengutamakan produksi dalam negeri.
Adapun Bapanas menargetkan stok jagung di Bulog minimal mencapai 60.000 ton pada akhir tahun.
“Stok CJP perlu diperkuat untuk dapat menstabilkan harga jagung ke tingkat yang wajar, sehingga harga pakan ternak akan terkoreksi menuju keseimbangan baru,” jelasnya.
3. Impor Gula
BUMN Pangan ID Food akan mengimpor sebanyak 125.675 ton gula konsumsi dari Brasil. Rencana impor ini merupakan sisa kuota penugasan impor gula 2023 sebanyak 250.000 ton raw sugar atau setara 230.000 ton gula kristal putih.
Baca Juga
Pelaksanaan impor 125.675 ton gula konsumsi ini ditargetkan tiba di Indonesia paling cepat Desember 2023. Adapun untuk merealisasikan sebanyak 125.675 ton gula, ID Food membutuhkan dana Rp1,5 triliun. Dana tersebut sebagian berasal dari dana cadangan pangan pemerintah dan sebagian lainnya berasal dari pinjaman komersial dari bank.
Direktur Utama ID Food Frans Marganda Tambunan menuturkan, ID Food telah merealisasikan sebanyak 97.000 ton dari kuota impor yang ditugaskan. Dari realisasi pada awal tahun, 90 persen impor gula berasal dari India, dan 10 persen dari Thailand.
Di samping itu, Frans melihat adanya kemungkinan lonjakan harga tebu dalam waktu dekat, seiring berakhirnya musim giling tebu. Oleh karena itu, importasi gula perlu segera direalisasikan sebagai antisipasi menghadapi kebutuhan saat hari besar keagamaan nasional (HBKN) dan Lebaran yang berlangsung lebih cepat yakni April 2024.
“Jadi kita ini juga mendorong keputusan stabilisasi, kita dapatkan secepatnya dan kebetulan juga musim giling gula ini sebentar lagi berakhir,” pungkasnya.