Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Janji Manis Jokowi Soal Swasembada Pangan Berujung Pahit

Janji manis yang sempat didengungkan selama kepemimpinan Presiden Jokowi soal swasembada pangan justru berujung pahit.
Presiden Jokowi memimpin ratas di Istana Merdeka, Jakarta - Dok.Humas Setkab/Agung
Presiden Jokowi memimpin ratas di Istana Merdeka, Jakarta - Dok.Humas Setkab/Agung

Keran Impor Terus Dibuka

Jelang akhir kepemimpinannya, Jokowi pada kenyataannya terus membuka keran impor untuk sejumlah komoditas pangan. Tindakan tersebut berbanding terbalik dengan janji manis Jokowi pada awal masa jabatannya. Bahkan pada 2023, Presiden ke-7 RI ini masih rutin melakukan impor.

1. Impor Beras

Usai merealisasikan penugasan impor 2022 pada Februari 2023, Jokowi melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) kembali menginstruksikan Perum Bulog untuk mendatangkan 2 juta ton beras hingga akhir 2023.

Instruksi tersebut diberikan Jokowi pada Maret 2023. Selain dimanfaatkan sebagai stok cadangan beras pemerintah (CBP), Bapanas dalam surat nomor B2/TU.03.03/K/3/2023 tertanggal 24 Maret 2023 menyebut tambahan pasokan beras dapat dimanfaatkan untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Beras (SPHP), bantuan beras kepada sekitar 21,353 juta keluarga penerima manfaat (KPM), dan kebutuhan lainnya.

Penugasan pertama baru saja diprediksi terealisasi seluruhnya pada November 2023, Jokowi beserta jajarannya sepakat untuk menambah kuota impor beras hingga 1,5 juta ton pada akhir 2023. Pemerintah beralasan, penambahan kuota tersebut untuk menghadapi kondisi darurat pemenuhan stok beras dalam negeri.

Di samping itu, Jokowi juga sudah mengamankan 1 juta ton beras dari China dalam kunjungan kerjanya ke Beijing, China untuk cadangan pangan dalam negeri.

Meski telah mengamankan sebanyak 1 juta ton beras dari China, ada kemungkinan impor beras dari China belum bisa direalisasikan tahun ini mengingat kapasitas pelabuhan Indonesia saat ini yang belum memungkinkan untuk membongkar muat beras lebih banyak lagi.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menuturkan, kesepakatan kerja sama ini akan menjadi pilihan terakhir jika Indonesia tidak mampu mendatangkan beras dari negara produsen beras lainnya seperti Thailand, Vietnam, Myanmar, Kamboja, dan Pakistan.

“Kalau nanti kita memang butuh, bukan diada-adakan, kita butuh 1 juta ternyata tidak dapat, langsung kita ambil dari China,” tuturnya beberapa waktu lalu.

Untuk tahun depan, kuota impor beras diprediksi lebih dari 2 juta ton sebagai antisipasi pemerintah terhadap dampak berkepanjangan El Nino. Kuota impor untuk tahun depan ini di luar kuota impor tambahan 1,5 juta ton di 2023.

Buwas kala itu menyampaikan, proyeksi kuota penugasan impor beras 2024 ini akan memperimbangkan cuaca dan produksi beras dalam negeri.

2. Impor Jagung

Pada Oktober 2023, Jokowi menyetujui impor jagung pakan sebanyak 500.000 ton sebagai upaya untuk menstabilkan harga jagung pakan di tingkat peternak. Menurut neraca kumulatif tahunan, komoditas jagung mengalami surplus. Namun neraca komoditas jagung menunjukkan defisit di kuartal IV/2023.

Buwas memastikan penugasan 500.000 ton jagung ini rampung akhir 2023. Jagung-jagung ini dibeli Bulog dari sejumlah negara seperti Brasil, Argentina, dan Amerika Serikat.

“Akhir tahun ini Insya Allah juga jagung sudah ada,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper