Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Janji Manis Jokowi Soal Swasembada Pangan Berujung Pahit

Janji manis yang sempat didengungkan selama kepemimpinan Presiden Jokowi soal swasembada pangan justru berujung pahit.
Presiden Jokowi memimpin ratas di Istana Merdeka, Jakarta - Dok.Humas Setkab/Agung
Presiden Jokowi memimpin ratas di Istana Merdeka, Jakarta - Dok.Humas Setkab/Agung

Bisnis.com, JAKARTA - Masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan berakhir sebentar lagi, sayangnya janji swasembada pangan yang terus didengungkan sejak periode pertama pada 2014 justru berujung pahit.

Jika kembali melihat ke belakang, Presiden ke-7 RI tersebut, pada periode pertamanya 2014-2019 sempat melontarkan janji untuk melakukan swasembada pangan khususnya untuk tiga jenis produk pertanian meliputi padi, jagung, dan kedelai (pajale) dalam kurun waktu 3 tahun.

Dari ketiga produk pertanian itu, swasembada beras dinilai yang paling mudah jika melihat dari besarnya ketergantungan impor.

Jokowi pada masa awal kepemimpinannya sempat menyerahkan traktor dan alat pembibitan lainnya ke daerah-daerah untuk menggenjot produksi padi. Kala itu, dia menargetkan produksi harus meningkat menjadi 2 juta ton.

“Dalam 2 hingga 3 tahun, diharapkan Indonesia bisa swasembada beras, dilanjutkan dengan kedelai, jagung, dan produk pertanian lainnya,” kata Jokowi pada Januari 2015, mengutip laman resmi Kementerian Sekretariat Negara, Sabtu (21/10/2023).

Lalu pada 2022, Jokowi optimistis Indonesia akan segera mencapai swasembada beras lantaran dalam tiga tahun terakhir tak lagi membuka keran impor.

“Saya yakin karena kita sudah tiga tahun ini tidak impor beras, saya yakin swasembada beras akan segera kita capai,” ujar Jokowi, Selasa (12/7/2022).

Namun, 9 tahun sejak Mantan Gubernur DKI Jakarta ini memimpin, janji tersebut sepertinya masih jauh dari yang diharapkan. Badan Pusat Statistik (BPS) dalam laporannya mengungkapkan bahwa produksi beras di 2023 mencapai 30,90 juta ton. Angka tersebut turun sebesar 2,05 persen atau setara 650.000 ton dibandingkan tahun lalu.

Sementara itu, potensi produksi selama Oktober hingga Desember 2023 diprediksi sebanyak 4,78 juta ton atau turun 0,59 juta ton dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Kekeringan panjang yang disebabkan El Nino turut berdampak terhadap penurunan luas panen padi, utamanya di sentra padi nasional seperti Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Jawa Tengah.

BPS memperkirakan, luas panen padi 2023 mencapai 10,20 juta hektare atau turun 0,26 juta hektare dibandingkan tahun lalu yang tercatat seluas 10,45 juta hektare.

BPS melihat adanya potensi defisit produksi beras yang kian melebar hingga akhir 2023.

“Potensi defisit produksi beras makin lebar hingga akhir 2023 dan di Desember mencapai minus 1,45 juta ton beras. Dengan hanya mempertimbangkan selisih antara perkiraan produksi domestik dan konsumsi ini saja, produksi beras diperkirakan surplus 0,28 juta ton sepanjang 2023,” kata Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam Rilis BPS Oktober 2023.

Halaman
  1. 1
  2. 2
  3. 3

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper