Bisnis.com, JAKARTA — Dewan Energi Nasional (DEN) menegaskan pemerintah tidak berpikir untuk mengimpor minyak mentah atau crude dari Rusia di tengah kekhawatiran pasokan dan harga menyusul situasi perang Israel dan kelompok milisi Hamas Palestina.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) DEN, Djoko Siswanto mengatakan PT Pertamina (Persero) masih melakukan lelang dan kemungkinan penjajakan bisnis untuk memperlebar pasar impor di tengah kekhawatiran pasokan saat ini.
“Sebetulnya Rusia menawarkan lebih murah tapi karena ada konflik Ukraina, kita sudah lah dari pada nanti bermasalah di kemudian hari kita cari tempat lain,” kata Djoko saat ditemui di Jakarta, Rabu (18/10/2023).
Saat ini, kata Djoko, Indonesia mayoritas mengimpor minyak mentah dari Arab Saudi dan Afrika. Dia mengatakan potensi perluasan impor minyak mentah masih akan dilakukan di dua kawasan tersebut.
“Masih Timur Tengah sama Afrika,” kata dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mewanti-wanti ihwal kemungkinan harga BBM domestik kembali mengalami kenaikan di tengah perang Israel dan kelompok milisi Hamas Palestina saat ini.
Baca Juga
Kemungkinan itu disampaikan Jokowi saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Ke-6 Projo di Indonesia Arena, Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Sabtu (14/10/2023).
“Ini nanti harga energi bisa naik karena perang Palestina-Israel, harga energi itu artinya bensin, pertamax, pertalite, saya tidak ingin menakut-nakuti tetapi bisa kejadian,” kata Jokowi.
Dia beralasan perang itu bakal ikut mendorong naik sentimen harga minyak mentah dunia saat ini. Apalagi belakangan, negara-negara produsen minyak besar seperti Rusia dan Arab Saudi menahan produksi dan kuota ekpsor mereka hingga akhir tahun ini.
Seperti diketahui, harga minyak kembali meningkat karena serangan yang terjadi di rumah sakit di Gaza, sehingga meningkatkan ketegangan di Timur Tengah sebelum datangnya Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden ke Israel.
Berdasarkan data Bloomberg, Rabu (18/10/2023), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak November 2023 menguat 2,18% atau 1,89 poin menjadi US$88,55 per barel pada pukul 13.27 WIB. Kemudian, harga minyak Brent kontrak Desember 2023 juga menguat 1,92% atau 1,73 poin ke US$91,63 per barel.
WTI telah naik diatas US$88 per barel, setelah berayun lebih dari US$2 pada Selasa (17/10). Menyusul serangan tersebut, diketahui para pemimpin Mesir, dan Otoritas Palestina membatalkan pertemuan puncak dengan Biden. Hal ini mempersulit upaya Paman Sam mencegah konflik Israel-Hamas menjadi meluas.
Terkait peperangan yang terjadi antara Israel dan Hamas, para pedagang waspada jika Israel melancarkan serangan ke Gaza, yang berpotensi dapat memicu konflik lebih luas yang mungkin melibatkan Iran, yakni pemasok utama minyak mentah, dan negara-negara lainnya. Teheran juga mendukung Hamas.