Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Skenario Pengembangan Migas Laut Dalam IDD Berubah, Investasi Bakal Naik?

Nilai investasi proyek migas laut dalam atau Indonesia Deepwater Development (IDD) berpotensi berubah seiring revisi rencana pengembangan oleh Eni.
Platform migas lepas pantai. Istimewa/SKK Migas
Platform migas lepas pantai. Istimewa/SKK Migas

Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) masih menunggu revisi rencana pengembangan proyek migas laut dalam atau Indonesia Deepwater Development (IDD) dari Eni. 

Kemungkinan nilai investasi pada proyek laut dalam itu kembali disesuaikan pada rencana pengembangan atau plan of development (PoD) yang baru. 

“Mungkin ada [perubahan nilai investasi] karena skenarionya kalau berubah begitu,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (17/10/2023). 

Adapun, Eni berencana untuk membagi dua wilayah IDD menjadi dua konsentrasi, sisi utara dan selatan. Rencananya, IDD bagian selatan bakal terhubung dengan Floating Production Unit (FPU) Jangkrik, sementara bagian utara yang berdekatan dengan lokasi temuan gas raksasa Geng North-1 bakal terhubung dengan blok pengembangan North Ganal.  

Blok yang ikut jadi proyek strategis nasional (PSN) dengan nilai US$6,98 miliar atau setara dengan Rp108,99 triliun (asumsi kurs Rp15.616) itu diharapkan dapat kembali berjalan tahun depan.   

Berdasarkan catatan SKK Migas, proyek IDD berpotensi untuk menghasilkan gas hingga 844 MMscfd dan minyak di posisi 27.000 bopd. Rencananya, proyek itu ditarget onstream pada kuartal IV/2027 mendatang.  

Adapun, bekas operator Blok IDD, Chevron, telah merevisi PoD proyek beberapa kali akibat adanya kenaikan nilai investasi dari US$6,9 miliar pada 2007 menjadi US$12 miliar pada 2014. Pada proposal terakhir yang diajukan akhir 2015, nilai investasinya US$9 miliar dengan asumsi kredit investasi di atas 100 persen. 

Hanya saja, Dwi mengatakan, lembaganya masih menunggu revisi PoD yang baru dari Eni untuk rencana pengembangan lapangan laut dalam tersebut. Menurutnya, perlu hitung-hitungan lain selepas skenario pengembangan kontraktor baru nantinya. 

Belakangan revisi rencana pengembangan lapangan menjadi krusial menyusul keberhasilan eksplorasi Eni di Sumur Geng North-1, Blok North Ganal. 

Eni mengidentifikasi potensi sumber daya gas mencapai 5 triliun kaki kubik (Tcf) dengan kandungan kondesat sekitar 400 Mbbls, sekitar 85 kilometer lepas pantai Kalimantan Timur, Indonesia.  

“Menariknya mereka akan mempercepat proyek ini, at least dipercepat dari yang biasanya,” kata Dwi. 

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan temuan cadangan gas raksasa dari sumur eksplorasi Geng North-1, Blok North Ganal, garapan Eni dapat segera berproduksi dalam kurun 2 tahun ke depan.  

Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, kementeriannya bakal memfasilitasi percepatan persetujuan rencana pengembangan lapangan dari Blok North Ganal. Harapannya, rentang waktu persiapan eksploitasi dapat dipangkas.  

“Kita akan fasilitasi agar ini cepat terjadi, kita targetkan 2 tahun ke depan sudah bisa first gas,” kata Tutuka saat ditemui di Kementerain ESDM, Jakarta, Senin (2/10/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper