Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Selangkah Lagi, Eni Gantikan Chevron di Proyek Migas Laut Dalam IDD

Proses alih kelola proyek migas laut dalam atau Indonesia Deepwater Development (IDD) oleh Chevron kepada Eni telah masuk tahap finalisasi.
Platform migas lepas pantai. Istimewa/SKK Migas
Platform migas lepas pantai. Istimewa/SKK Migas

Bisnis.com, BADUNG - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebut proses alih kelola proyek migas laut dalam atau Indonesia Deepwater Development (IDD) oleh Chevron kepada Eni telah masuk tahap finalisasi.

Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf mengatakan, kedua belah pihak telah menyepakati sejumlah hal krusial dalam proses alih kelola salah satu blok migas besar itu, termasuk nilai divestasi, liabilitas, dan lainnya.

"Menurut info yang saya dapatkan dari CEO Eni dan CEO Chevron sudah mendekati akhir, mendekati penyelesaian karena hal-hal yang berat sudah dilewati," ujar Nanang ketika ditemui di sela acara The 13th Indonesia Human Resource Summit (IHRS) 2023 di Bali Nusa Dua Convention Center, Badung, Bali, dikutip Selasa (20/6/2023).

Raksasa migas Italia, Eni, dipastikan akan menggantikan peran Chevron sebagai operator di proyek IDD. Chevron saat ini memegang 63 persen saham kepemilikan di proyek IDD (secara agregat), sementara Eni juga telah memiliki hak partisipasi di IDD bersama mitra joint venture lainnya, yaitu Tip Top, Pertamina Hulu Energi, dan para mitra Muara Bakau.

Nanang menuturkan, sejauh ini hanya Eni yang akan mengambil alih kepemilikan Chevron. Namun, menurutnya, tak menutup kemungkinan nantinya akan ada mitra baru yang ikut berpartner dalam mengembangkan proyek IDD.

Adapun, transfer hak pengelolaan Chevron ke Eni, kata Nanang, diharapkan dapat rampung akhir Juni 2023 ini.

"Secara prinsip menurut info yang saya dapat semua sudah selesai. Dari Pak Menteri akhir Juni semuanya selesai sehingga tinggal fokus," katanya.

Proyek IDD merupakan salah satu proyek migas yang masuk proyek strategis nasional (PSN) bersama Blok Masela, Jambaran Tiung Biru, dan Tangguh Train 3 yang menjadi fokus perhatian pemerintah untuk dapat segera diwujudkan.

Berdasarkan catatan SKK Migas, proyek dengan nilai investasi US$6,98 miliar atau setara dengan Rp108,99 triliun (asumsi kurs Rp15.616 per US$) berpotensi untuk menghasilkan gas hingga di angka 844 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) dan 27.000 barel per hari (bopd) minyak bumi. Rencananya, proyek itu ditarget onstream pada kuartal IV/2027.

Adapun, Chevron memutuskan hengkang dari proyek IDD lantaran proyek gas laut dalam di Kutai Basin, Kalimantan Timur itu dinilai tidak dapat bersaing dalam portofolio global perusahaan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper