Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sempat Jadi Rebutan, Bahlil Beri Bocoran Blok Ambalat Bakal Dikelola Pertamina dan Petronas

Blok Ambalat akan dikelola bersama oleh Pertamina dan Petronas setelah kesepakatan Indonesia-Malaysia. Pengelolaan masih dalam kajian dan menunggu arahan.
Logo Petronas di kantor pusat di Kuala Lumpur, Malaysia pada 27 April 2022. / Reuters-Hasnoor Hussain
Logo Petronas di kantor pusat di Kuala Lumpur, Malaysia pada 27 April 2022. / Reuters-Hasnoor Hussain

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memberi bocoran bahwa PT Pertamina (Persero) dan Petroliam Nasional Bhd. atau Petronas bakal menggarap Blok Ambalat.

Hal itu dilakukan usai Indonesia dan Malaysia sepakat untuk mengelola wilayah tersebut secara bersama-sama.

Blok Ambalat merupakan wilayah perairan seluas 15.235 kilometer persegi yang terletak di Laut Sulawesi, dekat perbatasan antara Kalimantan Utara (Indonesia) dan Sabah (Malaysia). Wilayah ini diklaim kedua negara karena diyakini mengandung cadangan minyak dan gas bumi yang melimpah.

Namun, Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Malaysia, Dato' Sri Anwar Ibrahim telah sepakat untuk mengelola Blok Ambalat bersama. Menurut kedua pemimpin itu, potensi kekayaan alam yang terdapat di kawasan perbatasan akan dikelola secara kolaboratif oleh kedua negara.

Bahlil mengatakan, sudah barang tentu kalau dilakukan antara negara dengan negara, maka akan dilakukan kerja sama antara BUMN Malaysia dan BUMN Indonesia.

"Di mana representasi untuk bidang migas adalah Petronas dari Malaysia dan Pertamina dari Indonesia," ujar Bahlil di sela-sela acara Energi dan Mineral Festival di Jakarta, Rabu (30/7/2025).

Kendati, dia menyebut hal ini masih belum final. Sebab, rencana pengelolaan Blok Ambalat masih dalam kajian antara kedua negara.

"Sekali lagi saya katakan bahwa ini masih dalam kajian. Belum tahu kapan dan bagaimana metode dan caranya," tutur Bahlil.

Mantan ketua umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) itu mengakui Blok Ambalat memiliki potensi sumber daya minyak dan gas (migas). Namun, dia belum bisa merinci berapa potensi itu.

Oleh karena itu, Blok Ambalat perlu digarap bersama-sama dengan dengan Malaysia. Dengan begitu kedua negara bisa diuntungkan.

"Karena kalau seperti ini, sekalipun cadangan ada, tapi kalau tidak dikelola, dua-duanya enggak dapat bagian apa-apa," katanya.

Sementara itu, anak usaha Pertamina, yakni PT Pertamina Hulu Energi (PHE) mengaku siap menggarap Blok Ambalat.

Direktur Perencanaan Strategis, Portofolio, dan Commercial PHE Edy Karyanto mengaku pihaknya masih menunggu arahan dari SKK Migas dan Ditjen Migas Kementerian ESDM.

"Kami operator siap kalau memang diperintah untuk melakukan eksplorasi gitu, tetapi kami menunggu, lah, sepenuhnya. Dan itu hanya mention saja bahwa kami siap untuk melaksanakan perintah itu," ucap Edy.

Pada 2016 lalu, PHE sudah ditunjuk oleh pemerintah sebagai operator untuk Blok East Ambalat, bagian dari keseluruhan blok Ambalat sebagaimana didefinisikan oleh pemerintah Indonesia.

Kendati, aktivitas eksplorasi maupun produksi belum berjalan karena adanya sengketa batas maritim dengan Malaysia.

Edy mengatakan, pihaknya memiliki pengalaman dan kapasitas keuangan untuk mengelola Blok Ambalat, jika sudah diperintahkan oleh pemerintah.

"Kami punya kompetensi, baik secara teknikal maupun finansial. Baik itu kan, itu mungkin apakah laut, semi submersible atau apa gitu, ya, atau check up gitu, ya. Kami siap karena punya experience dan kompetensi untuk melakukan itu," ucapnya.

Sebelumnya, Presiden Prabowo menegaskan bahwa potensi kekayaan alam yang terdapat di Blok Ambalat akan dikelola secara kolaboratif oleh kedua negara. Model kerja sama ini dilakukan demi kesejahteraan rakyat dan kepentingan nasional masing-masing negara.

"Apa pun yang kita temukan di laut akan kita eksploitasi bersama-sama," ujar Prabowo dalam pernyataan bersama dengan PM Malaysia, Dato' Sri Anwar Ibrahim, usai pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (27/6/2025) lalu.

Lebih lanjut, Presiden Ke-8 RI itu menekankan bahwa kedekatan historis dan budaya antara Indonesia dan Malaysia menjadi modal penting dalam menyikapi isu-isu sensitif secara arif dan berimbang.

Menurutnya, kesepakatan ini mencerminkan pendekatan progresif kedua negara untuk tidak hanya menyelesaikan persoalan hukum secara bertahap, tetapi juga memanfaatkan potensi ekonomi di wilayah yang menjadi perhatian bersama.

“Kami memiliki sejarah yang sama, budaya yang sama, dan banyak di antara kita yang juga punya agama yang sama. Ini memperkuat tekad kita untuk mencari solusi bersama,” kata Prabowo.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro