Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut, penerapan ekosistem logistik nasional atau National Logistics Ecosystem (NLE) telah menunjukkan perkembangan positif. Meski demikian, dirinya menyadari masih banyak aspek yang perlu diperbaiki dalam penerapan sistem ini.
Budi Karya menjelaskan, perbaikan dan efisiensi pada sektor logistik sudah mulai terlihat sejak pertama kali digagas tahun 2020 lalu. Dia menjelaskan, kehadiran NLE bertujuan untuk memberikan kemudahan dan efisiensi dalam pengelolaan logistik.
Pihaknya pun juga telah memenuhi beberapa indikator quick wins dalam penerapan NLE. Salah satu contoh penerapan NLE yang optimal adalah pemeriksaan dokumen oleh Bea Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang kini semakin efisien.
Bukti lain perkembangan penerapan NLE di Indonesia adalah kapal peti kemas CMA CGM Alexander Von Humboldt yang berkapasitas 16.000 twenty foot equivalent units (TEUs). Kapal peti kemas tersebut sempat bersandar di Jakarta International Container Terminal (JICT) pada 2022 lalu.
“Hal ini mengindikasikan pelabuhan kita cukup pantas dan memiliki kapasitas memadai untuk melayani pengiriman dan penerimaan barang dalam jumlah besar,” jelas Budi Karya dalam acara Pelepasan Jelajah Pelabuhan 2023 di Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta pada Jumat (13/10/2023).
Di sisi lain, Budi Karya juga mengakui penerapan NLE masih memiliki beberapa kendala, baik dalam penerapannya di lapangan maupun dari sisi regulasi.
Baca Juga
Oleh karena itu, dia mengatakan, Kemenhub terus aktif berkoordinasi dengan kementerian/lembaga terkait seperti Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Pertanian, Kementerian Keuangan, dan lainnya. Koordinasi tersebut tersebut mencakup sinkronisasi regulasi atau kebijakan yang belum sesuai atau sejalan dengan tujuan NLE.
“Kalau ekosistem [logistik] kan tidak mungkin dilakukan sendiri. Akan selalu kami bahas dengan seluruh stakeholder terkait perbaikan apa yang kita lakukan dan sejauh ini progresnya alhamdulillah cukup baik,” kata Budi Karya.