Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenperin Optimistis PMI Manufaktur Tumbuh Positif pada 2023

Kemenperin optimistis pertumbuhan industri pengolahan non-migas dapat terus berlangsung positif yang dipicu level ekspansi dari Purchasing Manager Index (PMI).
Salah satu pabrik manufaktur makanan dan minuman di Tangerang, Banten (18/9/2020). /Kemenperin
Salah satu pabrik manufaktur makanan dan minuman di Tangerang, Banten (18/9/2020). /Kemenperin

Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) optimistis pertumbuhan industri pengolahan non-migas dapat terus berlangsung positif yang dipicu level ekspansi dari Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur RI. 

Sebagaimana diketahui, PMI manufaktur Indonesia pada Agustus berada di level 53,9, tertinggi sepanjang tahun 2023. Hal ini menunjukkan tingkat pertumbuhan industri manufaktur yang cukup ekspansif. Terlebih, PMI Indonesia telah genap selama 24 bulan beruturut-turut di atas 50 poin. 

Plt. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil, Taufiek Bawazier mengatakan indikator dari PMI nasional dapat terus bertahan ekspansif apabila didorong dengan peningkatan investasi dan memastikan pengadaan barang memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang optimal. 

"Kita masih dianggap investasi yang cukup menarik, makanyan kita perkuat agar investasinya mengarah ke supply chain yang masih kurang kita arahkan ke sana," kata Taufiek kepada wartawan, dikutip Jumat (22/9/2023). 

Dalam hal ini, dia menekankan pentingnya mendorong investasi pada rantai pasok yang selama ini masih kurang, sehingga mengandalkan barang impor. Hal ini juga penting untuk menjaga permintaan dalam negeri dan meningkatkan TKDN itu sendiri. 

Adapun, dia mencatat dari total realisasi investasi yang masuk ke RI saat ini sebesar Rp678,7 triliun pada semester I/2023. Investasi di sektor industri pengolahan berkontribusi sebanyak 39,8 persen.

Selain itu, pihaknya juga akan terus memastikan pengadaan barang di lingkup pemerintahan dengan memaksimalkan TKDN atau produk dalam negeri hingga di atas 40 persen. Hal ini juga dapat menjad upaya menjaga permintaan pasar. 

"Government expenditure, jadi TKDN nya harus diperkuat untuk semua belanja pemerintah pusat, daerah, BUMN, itu harus belanja produk dalam negeri," tuturnya. 

Sebelumnya, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan laju ekspansi manufaktur masih didorong oleh pertumbuhan dari permintaan baru, terutama permintaan luar negeri atau global yang memacu percepatan produksi dan menambah serapan tenaga kerja. 

Geliat industri manufaktur di Indonesia juga terlihat dari capaian positif Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Agustus 2023 yang dirilis oleh Kementerian Perindustrian, dengan mencapai level 53,22 atau dalam fase ekspansi

Dari hasil survei PMI manufaktur maupun IKI disebut telah sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,17 persen pada triwulan II/2023, dengan sektor industri berkontribusi sebesar 16,30 persen terhadap PDB di periode tersebut.

"Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan pengembangan industri sudah pada jalurnya. Kinerja positif ini menunjukkan optimisme yang tinggi di sektor industri manufaktur dalam menilai prospek ekonomi Indonesia ke depan," jelas Agus. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper