Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Biaya Kereta Cepat Bengkak Rp18,36 Triliun, Siapa Bayar Paling Besar?

PT KCIC menjelaskan skema bayar biaya bengkak proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung yang tembus Rp18,36 triliun.
Tampilan Kereta Cepat Jakarta Bandung./ Dok. KCIC
Tampilan Kereta Cepat Jakarta Bandung./ Dok. KCIC

Bisnis.com, JAKARTA – Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung dipastikan menelan biaya investasi senilai US$7,2 miliar atau setara dengan Rp110,16 triliun. Jumlah tersebut juga termasuk pembengkakan biaya senilai US$1,2 miliar atau setara Rp18,36 triliun.

Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi memastikan biaya total tersebut adalah investasi final yang tidak akan bertambah.

Penetapan biaya final tersebut telah disepakati oleh Komite Kereta Cepat yang diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, dan beranggotakan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Badan Usaha Milik negara (BUMN) Erick Thohir, serta Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Dwiyana menjelaskan, pembayaran untuk cost overrun Kereta Cepat akan dibagi sesuai dengan porsi kepemilikan saham dengan konsorsium Indonesia sebesar 60 persen dan konsorsium China sebesar 40 persen. Dengan demikian, konsorsium Indonesia akan membayar sekitar US$720 juta dan konsorsium China menanggung sekitar US$480 juta yang tersisa.

Dwiyana menjelaskan, dari total cost overrun yang akan dibayarkan oleh konsorsium Indonesia, sebanyak 25 persen akan dibayar menggunakan dana dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai pemimpin konsorsium.

“Kemudian, 75 persen itu dibayarkan menggunakan pinjaman yang telah disepakati dengan China Development Bank (CDB),” jelas Dwiyana saat dihubungi, dikutip Kamis (16/8/2023).

Adapun, berdasarkan catatan Bisnis.com pada 5 Juni 2023, besaran pinjaman yang telah disepakati adalah senilai US$550 juta atau sekitar Rp8,3 triliun dengan asumsi kurs US$1 = Rp15.100.

Sebagai informasi, PT KCIC merupakan perusahaan patungan yang didirikan oleh konsorsium BUMN Indonesia dan China. Konsorsium BUMN Indonesia membentuk perusahaan bernama PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI). Perusahaan tersebut dipimpin PT Kereta Api Indonesia (KAI) bersama perusahaan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, dan PT Perkebunan Nusantara VIII.

PSBI kemudian membentuk PT KCIC bersama dengan konsorsium China bernama Beijing Yawan HSR Company Limited. Konsorsium China juga terdiri atas perusahaan-perusahaan milik pemerintah China, yaitu China Railway International, China Railway Group Limited, CRRC Corporation, Sinohydro, dan China Railway Signal & Communication.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper