Bisnis.com, JAKARTA — Neraca perdagangan Indonesia masih mencatat surplus US$1,31 miliar pada Juli 2023. Meski demikian, surplus neraca dagang Juli 2023 anjlok 63 persen dibandingkan capaian bulan sebelumnya (month-to-month/mtm) yang mencapai U$3,54 miliar per Juni 2023.
Surplus neraca perdagangan Juli 2023 merupakan capaian selama 39 bulan secara berturut-turut sejak April 2020.
Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan mengatakan surplus neraca dagang Indonesia didapatkan dari selisih nilai ekspor dan impor pada Juli 2023.
"Surplus Juli 2023 US$1,31 miliar lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama tahun lalu. Surplus Juli 2023 ditopang komoditas nonmigas US$3,22 miliar, dengan komoditas penyumbang surplus utama adalah bahan bakar mineral, terutama batu bara [HS 27], CPO [HS 15], serta barang besi dan baja [HS 72]," katanya dalam konferensi pers, Senin, (17/7/2023).
BPS mencatat total nilai ekspor Indonesia pada periode Juli 2023 mencapai US$20,88 miliar. Amalia menyampaikan bahwa kinerja ekspor tersebut mengalami kenaikan tipis sebesar 1,36 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).
Untuk ekspor migas dan nonmigas, kata dia, keduanya mencatatkan perkembangan yang berbeda, yaitu ekspor migas Juli 2023 turun 2,16 persen menjadi US$1,23 miliar (mtm). Sementara itu, ekspor nonmigas mengalami kenaikan 1,62 persen menjadi US$19,65 miliar mtm.
Baca Juga
Sementara itu, nilai impor Indonesia Juli 2023 mencapai US$19,57 miliar, naik 14,10 persen dibandingkan Juni 2023 (mtm) atau turun 8,32 persen dibandingkan Juli 2022 (yoy).
Realisasi surplus neraca perdagangan Indonesia di bawah proyeksi konsensus ekonom. Sebelumnya, para ekonom memproyeksikan neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2023 rata-rata (konsensus) mencapai US$2,53 miliar atau menyusut dari realisasi Juni 2023 (month-to-month/mtm) sebesar US$3,45 miliar.
Berdasarkan data Bloomberg, hingga Selasa (15/8/2023) terdapat 21 lembaga yang sudah merilis proyeksi neraca perdagangan RI per Juli 2023. Rata-rata proyeksi atau konsensus dari seluruh lembaga itu sebesar US$2,53 miliar. Adapun, proyeksi tertinggi surplus neraca perdagangan Juli 2023 berada di kisaran US$3,2 miliar, sedangkan yang terendah hanya US$1,65 miliar.
Sebagian besar ekonom meyakini bahwa surplus neraca perdagangan Juli 2023 akan menyusut dibandingkan bulan sebelumnya. Dari keseluruhan proyeksi 21 lembaga, nilai tengah atau median berada di kisaran US$2,58 miliar.