Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menaruh perhatian pada upaya pembangunan sumber daya manusia di tengah disrupsi dan tren ekonomi baru memanfaatkan bonus demografi.
Ketua Umum Apindo Shinta W. Kamdani menyadari bahwa industri 4.0 yang menciptakan disrupsi berdampak pada transformasi tatanan pekerjaan dan kebutuhan tenaga kerja masa depan. Future of Jobs Report dari World Economic Forum memprediksi 85 juta pekerjaan akan tergantikan mesin.
Studi yang dilakukan International Labour Organization terhadap 5 negara Asean: Indonesia, Kamboja, Filipina, Thailand dan Vietnam, sebagai penyumbang 80 persen penyerapan tenaga kerja menyebutkan: 56 persen pekerja rentan kehilangan pekerjaan.
Namun demikian akan ada 97 juta pekerjaan baru bermunculan, akibat karakter kebutuhan pekerja di era Industri 4.0 maupun tren baru, seperti digitalisasi ekonomi serta ekonomi berkelanjutan dan ramah lingkungan.
"Membangun manusia di tengah disrupsi dan tren ekonomi baru menjadi perhatian khusus kami di Apindo," katanya dalam agenda Pengukuhan Kepengurusan Apindo 2023-2028, Senin (31/7/2023).
Dia menjelaskan beban demografi hanya bisa diubah menjadi bonus demografi jika tingkat produktivitas, pendidikan, dan keterampilan kelompok usia produktif Indonesia menjadi lebih tinggi pada periode 2020-2035.
Baca Juga
Menurutnya, bonus demografi bukan sebuah keniscayaan ataupun sesuatu yang bisa dijadikan take for granted. Adapun, untuk mencapai Indonesia Emas pada 2045, sumber daya manusia yang unggul merupakan kunci ketangguhan negara.
Belajar dari pengalaman masa keemasan Nusantara , di era Majapahit dalam buku Negarakertagama disebutkan bahwa masyarakat Majapahit hidup makmur, tentram dan sejahtera, bukan karena sumber daya alam semata.
"Melainkan karena sumber daya manusia yang tangguh dan dapat diandalkan," ujarnya.
Kepengurusan baru Apindo, lanjutnya, akan terus menjadi mitra pemerintah dalam membuat kebijakan untuk mendukung percepatan transformasi ekonomi, penciptaan lapangan pekerjaan melalui peningkatan investasi, menyiapkan tenaga kerja terampil, terdidik dan berdaya saing.