Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akhirnya menerbitkan aturan teknis tentang pajak natura atau pajak kenikmatan. Beleid ini mengatur terkait pengenaan Pajak Penghasilan (PPh) yang diterima pegawai dari fasilitas kantor, termasuk mobil dinas.
Aturan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 66/2023 tentang Perlakuan Pajak Penghasilan atas Penggantian atau Imbalan Sehubungan dengan Pekerjaan atau Jasa yang diterima atas Diperoleh dalam bentuk Natura dan/atau Kenikmatan.
“Biaya penggantian atau imbalan yang diberikan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa dapat dikurangkan dari penghasilan bruto untuk menentukan penghasilan kena pajak oleh pemberi kerja atau pemberi imbalan atau penggantian dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan sepanjang merupakan biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan,” tulis beleid tersebut, dikutip pada Rabu (5/7/2023).
Melalui aturan tersebut, fasilitas kendaraan dinas akan dikenakan sebagai objek PPh. Berikut ini adalah gambaran perhitungannya.
Contoh Perhitungan Pajak Natura
Contoh I
Tuan X merupakan manajer eksekutif yang bekerja selama 4 (empat) tahun di PT JQ. Tuan X tidak memiliki penyertaan modal pada PT JQ. Mulai Januari 2025, Tuan X menerima fasilitas kendaraan berupa mobil sedan.
Berdasarkan informasi divisi keuangan diketahui data penghasilan bruto Tuan X dari PT JQ dalam bentuk uang, natura, dan fasilitas termasuk fasilitas kendaraan serta penghasilan bruto rata-rata Tuan X dart PT JQ selama 12 bulan terakhir sebagai berikut:
Baca Juga
Bulan Penghasilan |
Nilai Fasilitas Kendaraan |
Rata-rata Penghasilan Bruto 12 Bulan Terakhir |
Bulan Penghasilan yang Ddperhitungkan dalam menghitung rata-rata penghasilan bruto 12 Bulan Terakhir |
Januari 2025 |
Rp20 Juta |
Rp95 Juta |
Februari 2024 hingga Januari 2025 |
Februari 2025 |
Rp22 Juta |
Rp105 Juta |
Maret 2024 hingga Februari 2025 |
Maret 2025 |
Rp21 Juta |
Rp110 Juta |
April 2024 hingga Maret 2025 |
Berdasarkan data rata-rata penghasilan bruto dalam 12 bulan terakhir ini, maka dapat diketahui hubungan kenikmatan berupa fasilitas kendaraan beserta status fasilitas kendaraan tersebut sebagai objek PPh adalah sebagai berikut:
Bulan Penghasilan |
Nilai Fasilitas Kendaraan |
Status Objek Pajak Penghasilan |
Keterangan |
Januari 2025 |
Rp20 Juta |
Dikecualikan dari objek PPh |
Rata-rata penghasilan bruto 12 bulan terakhir kurang dari Rp100 juta |
Februari 2025 |
Rp22 Juta |
Objek PPh |
Rata-rata penghasilan bruto 12 bulan terakhir lebih dari Rp100 juta |
Maret 2025 |
Rp21 Juta |
Objek PPh |
Contoh II
Nona Y merupakan pegawai baru yang mulai bekerja di PT JO pada 2 Februari 2025 dan tidak memiliki penyertaan modal pada PT JO. Nona JE memperoleh fasilitas kendaraan berupa mobil Sport Utility Vehicle (SUV) keluaran terbaru.
Lantaran Nona Y merupakan pegawai baru, contoh perhitungan rerata penghasilan bruto sebagai dasar penentuan objek PPh atas kenikmatan fasilitas kendaraan sebagai berikut:
Bulan Penghasilan |
Nilai Fasilitas Kendaraan |
Jumlah Penghasilan |
Rata-rata Penghasilan Bruto |
Bulan penghasilan yang diperhitungkan dalam menghitung rata-rata penghasilan bruto |
Januari 2025 |
Rp20 Juta |
Rp90 Juta |
Rp90 Juta |
Januari 2025 |
Februari 2025 |
Rp22 Juta |
Rp102 Juta |
Rp96 Juta |
Januari hingga Februari 2025 |
Maret 2025 |
Rp20 Juta |
Rp120 Juta |
Rp104 Juta |
Januari hingga Maret 2025 |
Berdasarkan data rata-rata penghasilan bruto, maka diketahui hubungan kenikmatan berupa fasilitas kendaraan beserta status fasilitas kendaraan sebagai objek PPh adalah sebagai berikut:
Bulan Penghasilan |
Nilai Fasilitas Kendaraan |
Status Objek PPh |
Keterangan |
Januari 2025 |
Rp20 Juta |
Dikecualikan dari PPh |
Rata-rata penghasilan bruto 12 bulan terkahir kurang dari Rp100 juta |
Februari 2025 |
Rp22 Juta |
Dikecualikan dari PPh |
|
Maret 2025 |
Rp20 Juta |
Objek PPh |
Rata-rata penghasilan bruto 12 bulan terkahir lebih dari Rp100 juta |