Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPS Rilis Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I/2023, Simak Proyeksi Para Ekonom!

Sebagian besar ekonom memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2023 tidak akan mencapai level 5 persen.
Jajaran gedung bertingkat dan perumahan di Jakarta, Sabtu (29/4)/Bisnis-Abdurachman
Jajaran gedung bertingkat dan perumahan di Jakarta, Sabtu (29/4)/Bisnis-Abdurachman

Ekonomi Indonesia Masih Berpotensi Tumbuh Lebih Tinggi

4. Celios

Ekonom dan Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2023 akan mencapai kisaran 4,8 hingga 5 persen secara tahunan.

Pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2023 utamanya didorong oleh kinerja sektor industri manufaktur yang mulai mengalami peningkatan produksi.

Sementara berdasarkan komponen pengeluaran, Bhima mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi akan ditopang oleh konsumsi domestik yang terus membaik sejalan dengan meredanya pandemi Covid-19.

Di sisi lain, imbuhnya, masih tingginya inflasi yang kemudian direspons dengan kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral menjadi faktor penahan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2023. 

“Pertumbuhan di kuartal I/2023 sempat terhambat oleh inflasi, kenaikan suku bunga, dan ketidakpastian global,” jelasnya.

Bhima mengatakan, pada kuartal II/2023, masih terdapat sejumlah tantangan yang perlu diwaspadai dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. 

Pertama, kinerja ekspor yang berpotensi melambat karena koreksi harga komoditas yang cukup dalam, baik komoditas perkebunan maupun pertambangan.

Kedua, realisasi investasi yang berpotensi tertunda.  Realisasi penanaman modal tetap bruto (PMTB) akan terpengaruh oleh imbal hasil surat utang jangka pendek Amerika Serikat yang meningkat karena tingginya risiko di negara maju.

5. Bank Danamon

Ekonom Bank Danamon Irman Faiz memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I/2023 berpotensi meningkat lebih tinggi, pada kisaran 5 hingga 5,2 persen.

Perbaikan tersebut didukung oleh menguatnya sektor terkait konsumsi dan transportasi, termasuk sektor manufaktur, perdagangan besar dan eceran, serta akomodasi dan restoran.

“Kita lihat angka-angka penjualan kendaraan, ritel, dan consumer confidence tumbuh membaik,” kata Faiz.

Dia memperkirakan, kinerja yang positif tersebut akan berlanjut pada kuartal II/2023 dan berpotensi kembali mencatatkan pertumbuhan di atas 5 persen, dikarenakan adanya dorongan dari Ramadan-Idulfitri dan liburan pada kuartal kedua.

Selain itu, kinerja ekspor juga diperkirakan tetap baik, sejalan dengan pembukaan kembali ekonomi China yang akan mendorong meningkatnya permintaan ekspor dari dalam negeri.

6. BSI

Kepala Ekonom Bank Syariah Indonesia (BSI) Banjaran Surya memproyeksikan ekonomi Indonesia berpotensi tumbuh sebesar 5,29 persen yoy.

“Hal ini didorong oleh peningkatan mobilitas masyarakat, menguatnya daya beli seiring semakin terkendalinya inflasi, pertumbuhan konsumsi domestik, dan masih ada dampak dari kinerja positif dari neraca perdagangan,” katanya.

Banjaran menjelaskan, pencabutan status PPKM pada penghujung 2022 lalu mendorong peningkatan pada sektor terkait mobilitas, seperti transportasi, akomodasi dan makan minum, serta jasa lainnya. 

Ketiga sektor tersebut merupakan pencetak pertumbuhan tertinggi pada kuartal IV/2022, yaitu sebesar 17 persen di sektor transportasi, 13,8 persen di sektor akomodasi dan makanan minuman, serta 11 persen di sektor jasa lainnya. 

Ketiga sektor tersebut diperkirakan masih akan menjadi leading sector untuk kuartal I/2023. Momentum Ramadan yang jatuh lebih cepat, yaitu pada 22 Maret 2023 juga dinilai akan mendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama. 

Selama kuartal I/2023, laju inflasi menunjukkan tren penurunan dari 5,51 persen pada akhir tahun lalu menjadi 4,97 persen pada Maret 2023. 

Dampak dari kenaikan harga BBM subsidi pada September 2022 lalu, kata Banjaran, sudah semakin terserap dan juga didukung dengan tren penurunan harga minyak mentah global yang sudah turun hingga 7 persen selama 2023. 

Kemudian, terdapat momentum panen raya nasional dan impor beras pada Maret yang berhasil meredam efek musiman dari kenaikan permintaan menjelang Ramadan. 

“Sebagai hasilnya, daya beli masyarakat meningkat dan mendorong konsumsi. IKK meningkat dari 119,90 pada kuartal IV/2022 menjadi 123,3. Penjualan ritel juga tumbuh menjadi 4,8 persen. Berbagai peningkatan tersebut merupakan indikasi pertumbuhan konsumsi domestik, khususnya untuk menyalurkan pent-up demand selama pandemi,” jelas Banjaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper