Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menakar Efek Mudik dan Lebaran ke Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II/2023

Momentum Ramadan dan Idulfitri 2023 diyakini mendorong ekonomi pada kuartal I dan II/2023 akan lebih ekspansif.
Kemacetan panjang terjadi di Gerbang Tol Cikampek Utama, Jalan Tol Jakarta-Cikampek pada arus mudik Lebaran 2023, Rabu (19/4/2023) - Jasa Marga.
Kemacetan panjang terjadi di Gerbang Tol Cikampek Utama, Jalan Tol Jakarta-Cikampek pada arus mudik Lebaran 2023, Rabu (19/4/2023) - Jasa Marga.

Bisnis.com, JAKARTA – Momentum Ramadan dan Idulfitri, termasuk mudik saat Lebaran, secara tahunan memberikan dampak yang besar bagi perekonomian nasional.

Apalagi, pemerintah telah mencabut kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) setelah kasus Covid-19 di dalam negeri menurun secara signifikan.

Peningkatan mobilitas masyarakat saat Lebaran usai dicabutnya PPKM diharapkan dapat mendorong peningkatan konsumsi domestik dan pertumbuhan ekonomi nasional

Diperkirakan masyarakat yang mudik saat periode Lebaran 2023 mencapai 123,8 juta orang. Pemerintah bahkan menyatakan bahwa puncak arus mudik tahun ini merupakan yang terbesar sepanjang sejarah Tanah Air.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan bahwa perputaran ekonomi saat momentum mudik dan Lebaran 2023 diperkirakan mencapai Rp240,1 triliun. Jumlah tersebut meningkat sebesar 44,8 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.

“Dengan asumsi menggunakan basis pengeluaran wisatawan nusantara saat mudik Lebaran periode 2019-2021 sekitar 1,94 juta, maka diproyeksikan perputaran ekonomi naik dari angka estimasi awal Rp150 triliun ke Rp240,1 triliun,” katanya.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bahkan optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I dan II/2023 dapat melampaui tingkat 5 persen.

Perry mengatakan bahwa geliat aktivitas ekonomi Indonesia hingga kuartal I/2023 ini terus menguat, terutama didorong oleh konsumsi domestik, ekspor, dan investasi nonbangunan.

Hal ini tercermin dari membaiknya keyakinan konsumen dan meningkatnya daya beli seiring dengan penurunan inflasi hingga Maret 2023.

Dengan adanya momentum Ramadan dan Idulfitri pada akhir Maret dan April 2023, ekonomi pada kuartal I dan II/2023 diyakini akan lebih ekspansif.

“Pada kuartal I/2023, ekonomi sudah menggeliat dengan perkiraan tumbuh di 5 persenan lebih sedikit. Kuartal II/2023 dengan adanya momentum Ramadan [pertumbuhan ekonomi] bisa mencapai 5,1 persen atau lebih sedikit,” katanya, pekan lalu.

Pada kuartal I/2023, Perry mengatakan, ekspor mencatatkan kinerja yang tetap positif. Hingga Maret 2023, ekspor nonmigas Indonesia tumbuh tinggi, yang didukung antara lain oleh ekspor batu bara, mesin listrik, dan kendaraan bermotor. Berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas terbesar, yaitu ke China, Amerika Serikat, dan Jepang.

Sementara berdasarkan lapangan usaha, kinerja sektor industri pengolahan, perdagangan, serta informasi dan komunikasi diperkirakan tumbuh kuat. 

Secara spasial, Perry menambahkan, peningkatan konsumsi terjadi di hampir seluruh wilayah dan diikuti kinerja ekspor yang tetap tinggi di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua. 

Oleh karena itu, dengan berbagai perkembangan tersebut, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2023 berpotensi bias ke atas dalam kisaran proyeksi 4,5 persen hingga 5,3 persen.

Dampak Langsung dan Tak Langsung

Ekonom memperkirakan periode Lebaran 2023 akan memberikan dampak langsung bagi perekonomian daerah sebesar Rp67 triliun selama periode Lebaran.

“Dampak langsung berkisar Rp50 triliun hingga Rp67 triliun dari uang dalam artian sempit atau uang kartal yang dibelanjakan pemudik,” kata Ekonom dan Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira kepada Bisnis, Selasa (25/4/2023).

Sementara itu, Bhima mengatakan, momentum Lebaran juga akan memberikan dampak tidak langsung, misalnya berkaitan dengan pembukaan kesempatan kerja, seperti di sektor perhotelan yang membutuhkan staff tambahan selama periode puncak Lebaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper