Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) fasilitasi sebanyak 800 ton beras dari Jawa Timur ke Nusa Tenggara Timur (NTT). Upaya ini dalam rangka memenuhi pasokan dan menjaga stabilitas harga beras di provinsi yang berlokasi wilayah timur Indonesia tersebut.
Deputi III Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA) Andriko Noto Susanto menjelaskan pengiriman ini diberangkatkan 50 kontainer dengan tujuan sejumlah titik di NTT, diantaranya Kabupaten Maumere dan Ende. Pengiriman ini merupakan pengiriman kedua dari total sebanyak 1.400 ton beras.
Dia menuturkan, pengiriman kedua ini diperkirakan akan tiba di NTT pada 2 April. Sebelumnya pada 26 Maret lalu, Bapanas telah mengirimkan sebanyak 600 ton dengan tujuan yang sama.
Pengiriman 1.400 ton beras ini dilakukan melalui fasilitas Tol Laut dengan menggunakan kapal Kendhaga Nusantara 5 dan 11 di bawah koordinasi Kementerian Perhubungan yang dioperasikan oleh PT Pelni (Persero).
"Kita berharap pengiriman beras ini dapat memenuhi kebutuhan pangan di NTT sekaligus menjaga stabilitas harga beras di tengah Hari Besar dan Keagamaan Nasional (HBKN) puasa dan Idulfitri sesuai arahan Bapak Presiden," ujarnya dalam keterangan tertulis di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (29/3/2023).
Harga beras di NTT sendiri salah satu tertinggi di Indonesia. Adapun berdasarkan data Panel Harga Pangan Bapanas, harga beras di NTT di tingkat konsumen per 29 Maret 2023, untuk beras premium Rp 14.650/kg dan beras medium Rp 13.070/kg. Sedangkan rata-rata harga nasional, beras premium Rp 13.620/kg dan beras medium Rp 11.920.
Baca Juga
"Fasilitasi pendistribusian bahan pangan pokok dan penting antar provinsi ini juga merupakan wujud kehadiran dan respon cepat Pemerintah menjaga ketersediaan dan stabilitas harga beras di NTT yang sebelumnya sempat bergejolak," tambah Andriko.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, beras yang dikirimkan dalam kegiatan ini merupakan bagian dari stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikelola Bulog. Selanjutnya, setelah tiba di tujuan beras tersebut akan dioptimalkan untuk memenuhi kebutuhan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) atau operasi pasar beras di Kabupaten Maumere dan Ende guna mengendalikan harga dan inflasi.
"Ini merupakan bagian dari optimalisasi dan pemanfaatan CBP sesuai Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 4 Tahun 2022 yang mengatur tentang penyaluran CBP. Seperti kita ketahui salah satu tujuan pemanfaatan CBP diantaranya untuk stabilisasi harga antar waktu antar wilayah, menekan inflasi, dan menjaga kualitas gizi masyarakat,” ujarnya
Sementara itu, Kepala NFA Arief Prasetyo Adi, dalam keterangannya menyampaikan, aktivitas fasilitasi mobilisasi pangan semacam ini akan terus dilaksanakan secara masif, khususnya pada momen HBKN. “Di tengah HBKN Ramadan dan jelang Idulfitri ini aksi mobilisasi pangan dari daerah surplus ke daerah konsumsi atau defisit akan terus ditingkatkan. Sebelumnya kita sudah lakukan pengiriman antar provinsi untuk cabai, bawang, jagung, telur, ayam dan sapi hidup,” paparnya.
Arief berpesan agar para pimpinan daerah tidak ragu untuk berkoordinasi dengan NFA apabila di daerahnya mengalami kekurangan pasokan pangan. “NFA memiliki program fasilitasi pendistribusian pangan untuk membangun keterhubungan antar daerah surplus dengan daerah defisit. Program ini juga beberapa kali di kolaborasi kan dengan program Tol Laut Kemenhub. Daerah yang mengalami kesulitan dalam pemenuhan komoditas pangan kita himbau untuk berkoordinasi dengan NFA, kita siap fasilitasi pendistribusiannya,” jelasnya.
Arief juga menyampaikan apresiasinya terhadap Pemprov Jawa Timur yang mampu menjaga produksi berasnya secara baik dan konsisten, sehingga menjadi salah satu sentra produksi beras nasional. "Apresiasi untuk Jawa Timur secara konsisten terus mengalami surplus beras sehingga bisa membantu ketersediaan dan stabilisasi harga beras di provinsi lain," ujarnya.