Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Komisi VII DPR Kunker ke Jepang, Agendakan Tinjau Kereta Bekas

Komisi VII akan melakukan kunjungan kerja ke Jepang, Senin (6/3/2023). Rombongan berencana meninjau kondisi kereta bekas seiring rencana impor KRL PT KCI.
Rangkaian kereta rel listrik (KRL) yang dikelola oleh anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia/KAI (Persero) berada di dipo kereta, Depok, Jawa Barat, Sabtu (13/8/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Rangkaian kereta rel listrik (KRL) yang dikelola oleh anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia/KAI (Persero) berada di dipo kereta, Depok, Jawa Barat, Sabtu (13/8/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Rombongan anggota DPR RI Komisi VII dikabarkan akan bertandang ke Jepang hari ini, Senin (6/3/2023) dalam agenda kunjungan kerja. Adapun, salah satu tujuannya, yakni meninjau kondisi kereta bekas asal Jepang yang rencananya hendak diimpor oleh PT Kereta Commuter Indonesia (KCI).

Wakil Ketua Komisi VII Bambang Haryadi membenarkan kabar tersebut dan mengatakan bahwa tujuan awal kunjungannya, yakni dalam rangka meninjau tata kelola industri pengolahan mineral dan migas di negeri sakura itu.

“Sekaligus ingin melihat secara langsung kondisi sebenarnya kereta bekas Jepang berusia hampir 3 dasawarsa yang membuat PT KCI ngotot untuk mengimpor barang tersebut," kata Bambang melalui keterangan tertulisnya, Senin (6/3/2023).

Sebagaimana diketahui, PT KCI berencana untuk mengimpor gerbong KRL bekas dari Jepang dalam rangka peremajaan armada. PT KCI beralasan impor tersebut diperlukan untuk menggantikan rangkaian KRL yang akan dipensiunkan.

Adapun, total rangkaian KRL Jabodetabek yang akan dipensiunkan berjumlah 29 rangkaian kereta. Secara terperinci, 10 train set akan dipensiunkan pada 2023 dan 19 lainnya menyusul pada 2024.

Namun, rencana impor KRL dari Jepang tersebut masih belum direstui oleh Kementerian Perindustrian karena terkait kebijakan Program Peningkatan Pengguna Produk Dalam Negeri (P3DN). Padahal, PT KCI telah mendapat izin teknis dari Kementerian Perhubungan.

Mewakili Komisi VII, Bambang menuturkan, pihaknya akan memastikan PT KCI tidak gegabah dalam memilih alat transportasi untuk rakyat. Dia mencontohkan, tragedi kecelakaan kereta Bintaro yang diklaim sebagai kegagalan dalam pengeloaan transportasi kereta.

"Ketersediaan suku cadang harus juga menjadi perhatian, apalagi kereta yang mau diimpor PT KCI itu buatan tahun 1994. Jangan sampai entar terjadi praktik penggunaan suku cadang kanibal, yang tidak ada price list harga sehingga membuka ruang untuk penyimpangan biaya perawatan," ujarnya.

Lebih lanjut, pihaknya juga tidak ingin impor kereta bekas dari Jepang menimbulkan masalah hukum. Hal ini lantaran, Bambang mencatat adanya kasus korupsi hibah kereta api dari Jepang yang menyorot mantan dirjen perkeretaapian.

“Kebutuhan rakyat adalah utama, tapi jangan rakyat diberikan barang yang asal-asalan dan kami mendorong BPK RI untuk mengaudit secara menyeluruh terhadap PT KCI, guna mengetahui kebutuhan riilnya," tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, Pemerintah segera melakukan pembahasan untuk menyelesaikan persoalan rencana impor gerbong kereta rel listrik (KRL) bekas dari Jepang yang diajukan oleh PT KCI atau KAI Commuter pada Senin (6/3/2023). 

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan bahwa persoalan pengadaan gerbong kereta untuk menggantikan 10 rangkaian kereta KRL Jabodetabek yang akan dipensiunkan pada 2023 ini harus segera diselesaikan.

Luhut menyayangkan perencanaan pengadaan gerbong kereta ini tidak dilakukan sejak awal sehingga industri dalam negeri memiliki rentang waktu yang cukup untuk memproduksi kebutuhan rangkaian kereta tersebut.

“Jadi ini kita nggak boleh buat kesalahan-kesalahan seperti ini lagi, dulu kita pernah impor barang bekas, masa sekarang impor barang bekas lagi. Saya bilang kenapa tidak dibuat perencanaan supaya tidak impor," kata Luhut kepada wartawan di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jumat (3/3/2023). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper