Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Tekor Domestik Pelik, Sentra Furnitur Pulo Kambing Klender Nasibmu Kini

Sentra furnitur Pulo Kambing Klender, Jakarta Timur menjadi saksi kejayaan pasar domestik. Kini industri tersebut tengah rontok lantaran pasar ekspor melemah.
Pekerja di kampung meubel Pulo Kambing tengah melakukan produksi pada Senin (6/2/2022)/Bisnis-Widya Islamiati
Pekerja di kampung meubel Pulo Kambing tengah melakukan produksi pada Senin (6/2/2022)/Bisnis-Widya Islamiati

Bisnis.com, JAKARTA – Kampung Pulo Kambing di Klender, Jakarta Timur masih menyisakan secuil riwayat kejayaan  industri furnitur lokal. Sentra furnitur di pinggiran Ibu Kota itu sudah eksis sejak 1970-an.

Jenuri tidak lagi ingat secara pasti maraknya pengrajin furnitur di Pulo Kambing, Jakarta Timur. Dia menerawang jauh geliat awal Pulo Kambing Klender sebagai sentra berbagai produk berasal dari kayu.

Jenuri hanya mengingat, awal usaha keluarga miliknya yang masih ada di sentra furnitur itu dirintis oleh Sang Ayah. Hingga kini, generasi awal pengusaha furnitur di sana pun telah berganti.

Hanya saja banyak kisah pilu. Berbagai usaha furnitur Pulo Gebang terjun bebas, banyak yang gulung tikar seiring perkembangan zaman.

Dahulu, menurut Jenuri, sentra furnitur Kelender inipun tergolong komplit, tidak sekadar etalase toko produk, melainkan pula proses manufaktur. Namun kini, para pelaku usaha di Klender hanya menangkap barang jadi dari berbagai daerah di luar Jabodetabek.

Sedikitnya, kata Jenuri, pasokan barang jadi dahulu banyak didatangkan dari Bekasi Utara, selain produksi lokal setempat.

“Kalau dulu dari bahan baku sampai pengrajin ada di sini semua, kalau sekarang sedikit pengrajinnya, banyak di pengrajin finishing, karena pembuatannya gak disini, adanya di bekasi utara, jadi kita terima barang jadi dari Bekasi Utara, kita finishing lagi di sini,” tutur Jenuri kepada Bisnis saat ditemui di kediamannya di Pulo Kambing Jakarta Timur pada Sabtu (4/2/2023).

Jenuri menggagas usaha meubelnya pada awal 2010 sebagai generasi ketiga di Pulo Kambing dengan merek dagang PD. Manjadda Wajada (MW).

Sebelumnya, estafet bisnis Sang Ayah diwariskan kepada saudara tua Jenuri, Haji Kodon namanya. Sang Kakak selepas dipercaya mengelola bisnis keluarga, menyerap langsung ilmu industri furnitur dari Haji Hasan yang dikenal warga lokal sebagai perintis industri furnitur di Klender.

Produk furnitur Klender dari dulu dikenal dengan produk berkualitas karena menggunakan bahan kayu asli, tanpa campuran apapun. Hal inilah yang jadi bekal pelajaran bagi generasi penerus usaha furnitur, termasuk bisnis milik Haji Kodon.

Corak produksi inilah yang rentan terimbas krisis. Terlebih lagi, terjadi pengetatan peredaran kayu, serta tingginya permintaan pasar dari industri besar.

Faktor kekurangan bahan baku lambat laun memukul sentra furniture Klender. Bahkan, lambat laun, kayu murni sudah tak lagi digunakan, lantaran harganya yang tinggi.

“Dari generasi pertama berjalan dari bahan baku tuh kayu semua terus ada perubahan kenaikan bahan baku pelan-pelan diakalin, untuk menyeimbangi penjualan. Akhirnya masuk bahan triplek, pas udah triplek berkembang, kayu ditinggalin,” jelasnya.

Seiring perkembangan zaman, sentra furniture Klender pun kehilangan pamor. Selain tidak lagi memiliki corak khas sebagai produk furniture dengan keaslian kayu, tantangan terberat dari sisi pasar seiring bermunculannya manufaktur besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
Penulis : Widya Islamiati
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper