Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Bakal Terapkan Tarif Tinggi Furnitur, Produsen Berharap Prabowo Turun Tangan

Produsen furnitur Indonesia mengkaji strategi menghadapi rencana tarif tinggi oleh Trump. AS adalah pasar utama, menyumbang 50% ekspor.
Pekerja menyelesaikan pembuatan produk furnitur di Workshop Seken Living, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (30/6/2025)./Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Pekerja menyelesaikan pembuatan produk furnitur di Workshop Seken Living, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (30/6/2025)./Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Himki) berharap pemerintah turun tangan melakukan diplomasi di tengah rencana Amerikas Serikat (AS) menerapkan tarif tambahan khusus untuk produk furnitur

Berdasarkan catatan Himki, AS konsisten menjadi pasar utama furnitur dan kerajinan Indonesia. Pada 2024, nilai ekspor furnitur RI ke AS mencapai US$1,33 miliar atau berkontribusi 50% terhadap total ekspor produk tersebut.

Ketua Umum Himki Abdul Sobur mengatakan rencana pengenaan tarif sektoral khusus furnitur oleh Presiden AS Donald Trump harus menjadi perhatian serius bagi pengusaha Indonesia. 

"Kami menghormati kebijakan perdagangan AS, tetapi kami menekankan bahwa tarif menyeluruh atas furnitur impor akan menaikkan harga bagi konsumen Amerika sendiri," kata Sobur kepada Bisnis, Minggu (24/8/2025).

Untuk itu, pihaknya tengah berupaya mendorong penguatan diplomasi dan advokasi antara pemerintahan Indonesia dengan AS agar produk furnitur asal Indonesia mendapatkan pengecualiaan atau masa transisi. 

Pasalnya, pemberian tarif tambahan ini justru akan menaikkan harga furnitur rumah tangga AS. Artinya, dampak tarif khusus ini akan ditanggung oleh konsumen di negara tersebut. 

"Mitigasi dan langkah kami ke depan juga berkoalisi secara internasional dengan menggandeng asosiasi furnitur di AS yang juga menolak kebijakan ini karena akan merugikan konsumen domestik mereka," tuturnya. 

Adapun, perusahaan anggota Himki juga tengah menyiapkan skenario harga jika tarif impor bertambah dikisaran 10%-25% agar tetap bisa bernegosiasi dengan buyer AS. 

Di sisi lain, pihaknya juga memperkuat penetrasi pasar di Jepang, Eropa, Timur Tengah, dan Asean. Selain AS, pasar penting furnitur lainnya yaitu Jepang 6,4%, Belanda 4,3%, Prancis 3,3%, Australia 3,2%, Belgia 3,1% dan Jerman 3%.

Secara agregat, pasar pasar Eropa Barat mencapai lebih dari 19%. Negara-negara di Timur Tengah dan Asean juga mulai tumbuh sebagai basis permintaan, terutama dari sektor konstruksi dan hospitality. 

Himki juga mendorong produk dengan diferensiasi tinggi (premium finishing, desain inovatif, knock-down) agar tidak mudah tergerus oleh perang tarif. 

"Kami juga menimbang opsi footprint produksi di negara mitra dagang AS yang punya FTA seperti Yordania, Meksiko dengan tetap patuh pada rules of origin dan menghindari praktik transshipment ilegal," tambahnya. 

Untuk diketahui, sebelumnya Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana investigasi tarif besar-besaran terhadap produk furnitur impor yang masuk ke AS. 

Dikutip melalui Reuters, dia menilai langkah ini disebut sebagai awal menuju penetapan bea masuk lebih tinggi pada sektor yang sudah lebih dulu terdampak kenaikan harga akibat kebijakan tarif. 

“Furnitur yang datang dari negara lain ke Amerika Serikat akan dikenakan tarif dengan besaran yang belum ditentukan,” kata Trump melalui akun Truth Social, Sabtu (23/8/2025). 

Trump menyebut investigasi ini akan rampung dalam 50 hari ke depan, meski pengalaman sebelumnya menunjukkan penyelidikan sejenis bisa memakan waktu lebih lama. 

Gedung Putih mengonfirmasi investigasi akan dilakukan di bawah undang-undang Section 232 yang memungkinkan tarif baru diberlakukan atas dasar alasan keamanan nasional.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro